Intisari-Online.com - Baterai isi ulang (seperti Li-ion) yang kita pakai sekarang ini untuk daya telepon genggam, laptop, dan sebagainya itu mempunyai kepadatan tinggi sehingga mampu menyimpan daya listrik cukup besar. Sayangnya, waktu isi ulangnya lama. Setidaknya satu jam sampai terisi penuh. Itu juga mengapa mobil listrik yang mulai marak saat ini tidak bisa mengandalkan daya listriknya dari baterai jenis ini. Butuh tambahan superkapasitor, terutama saat membutuhkan daya elektrik besar, seperti saat akselerasi atau mengerem.
Nah, para peneliti dari Rensselaer Polytechnic, New York, Amerika Serikat, yang dikomandoi oleh Nikhil Koratkar, ahli materi nano, berhasil menemukan jalan masalah tersebut. Mereka menciptakan baterai jenis baru yang mampu menyimpan daya listrik dalam jumlah besar, namun juga cepat mengisi ulangnya. Baterai ini mampu menggantikan peran duet baterai lithium dan superkapasitor yang dibutuhkan oleh mobil listrik.
Para ilmuwan itu awalnya membuat selembar kertas dari material tertipis di dunia, graphene. Kertas superduper tipis itu kemudian disinari dengan cahaya kuat macam laser atau lampu kilat kamera untuk menciptakan banyak ruang, pori-pori, retakan di material karbon tersebut. Nah, ruang-ruang dan pori-pori di struktur tersebut merupakan “jalan pintas” ion untuk masuk atau keluar, sehingga proses isi ulang daya menjadi jauh lebih singkat; 10 kali lebih cepat dibandingkan dengan baterai grafit biasa. Keluarnya oksigen tersebut meninggalkan ruang-ruang kosong di struktur graphene terebut. Tekanan dari proses keluarnya oksigen tersebut juga menyebabkan ketebalannya bertambah beberapa kali kali lipat, namun kerapatan atomnya sangat renggang.
Inovasi itu menjadi solusi karena penyebab baterai berbahan grafit membutuhkan waktu lama untuk mengisi ulang daya adalah karena ion lithium hanya bisa masuk atau keluar dari anode grafit melalui ujung-ujungnya.Grafit adalah materi yang biasa kita lihat pada pensil. Graphene juga sejenis serat karbon, dengan susunan atom karbon yang unik sehingga membuatnya menjadi materi paling kuat sekaligus paling tipis di dunia.
Menariknya, karena graphene merupakan materi tertipis di dunia, ukuran baterai tidak perlu setebal sekarang; bahkan mungkin untuk sebuah mobil listrik, baterai yang diperlukan hanya sebesar kuku manusia saja!