2012, Tahun Penerbangan Paling Aman Sejak 1945

Ade Sulaeman

Editor

2012, Tahun Penerbangan Paling Aman Sejak 1945
2012, Tahun Penerbangan Paling Aman Sejak 1945

Intisari-Online.com - Masih ingat tragedi pesawat Sukhoi Superjet 100 buatan Rusia yang jatuh setelah menabrak salah satu puncak Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat, 9 Mei 2012? Peristiwa tersebut menjadi berita besar dan membawa duka yang mendalam bagi masyarakat Indonesia karena menewaskan 45 orang, penumpang dan awak pesawat.

Meski demikian, peristiwa jatuhnya pesawat Sukhoi tersebut tidak memberi pengaruh besar pada data statistik kecelakaan pesawat terbang di seluruh dunia pada tahun 2012. Buktinya tahun lalu disebut sebagai tahun paling aman dalam dunia penerbangan sejak tahun 1945.

Berdasarkan data yang dirilis Aviation Safety Network, organisasi independen berbasis di Belanda, “hanya” terdapat 23 kecelakaan pesawat yang fatal selama tahun 2012, jauh di bawah rata-rata kecelakaan pesawat terbang pada beberapa tahun terakhir.

Dalam hal jumlah kecelakaan pesawat, tahun lalu menjadi yang terendah sejak berakhirnya perang dunia kedua. Kecelakaan pesawat Sukhoi di Indonesia termasuk dalam 23 kecelakaan yang dimaksud. Hanya terdapat 11 kecelakaan fatal yang melibatkan pesawat terbang. Bandingkan dengan angka rata-rata kcelakaan pesawat terbang 10 tahun terakhir yang mencapai 34 kecelakaan per tahun, dengan (rata-rata) 16 di antaranya merupakan pesawat penumpang.

Tren penurunan terus terjadi sejak tahun 1997. Tahun lalu hanya terdapat satu kecelakaan pesawat terbang yang fatal dari 2,5 juta penerbangan di seluruh dunia. Selain itu, belum ada kecelakaan pesawat terbang yang fatal yang terjadi di Amerika Serikat sejak tahun 2009, saat Colgan Airlines Flight 3407 jatuh di dekat Buffalo, New York.

Lalu lintas udara yang naik sekitar 5 persen di seluruh dunia tahun lalu tentunya membawa banyak sekali alasan terjadinya peningkatan keamanan penerbangan, termasuk pelatihan yang lebih baik, infrastruktur penunjuang lalu lintas udara yang lebih baik, pesawat yang lebih aman dan perubahan dalam budaya penerbangan dan pilot dengan tujuan keamanan udara.

Faktor geografi juga mengambil peranan dalam data statistik tersebut. Dari 23 kecelakaan pesawat yang fatal tahun lalu, lima di antaranya terjadi di negara Afrika dan empat di Rusia. Pesawat terbang di negara berkembang, seperti Indonesia, terjadi karena masih menggunakan pesawat tua yang telah melayani penerbangan selama bertahun-tahun di Amerika Utara dan Eropa. Infrastruktur penerbangan yang buruk juga mengambil peranan penting terjadinya kecelakaan pesawat terbang.

Di Indonesia? Meski masih terjadi beberapa kecelakaan pesawat, Ketua Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Tatang Kurniadi menyatakan setelah KNKT berdiri, terjadi penurunan kecelakaan pesawat di Indonesia. (Wired)