Intisari-Online.com - Sebuah penelitian terhadap 43 peserta yang sedang menjalani kursus mengemudi secara tertutup dilakukan oleh Texas A&M’s Transportation Institute. Sambil mengemudi, para peserta ini diminta untuk mengetik sebuah pesan di ponsel.
Kemudian mereka juga diminta mengemudi sambil “menulis” pesan melalui sistem voice-to-text. Hasilnya: apa pun metode yang mereka gunakan untuk membuat pesan di ponsel, pengemudi memberikan respons yang sama bahayanya.
Pengemudi dalam penelitian ini menggunakan Siri (iOS) dan Vlingo (Android) saat para peneliti mengukur jumlah waktu mata mereka melihat ke jalan, bersama dengan waktu respon mereka terhadap cahaya yang berpendar secara acak selama tes.
Selama tes ini para pengemudi diminta untuk menjaga kecepatan mereka pada 48 km/jam dengan tetap melaju lurus pada jalur mereka. Dalam kondisi tersebut, mereka juga diminta untuk melengkapi lima tugas yang berhubungan dengan fitur pesan singkat di ponsel: hanya mengirim, hanya membaca, dan tiga “membaca dan membalas” pesan.
Tanpa diberi tugas terkait pesan di ponsek, setiap menitnya rata-rata pengemudi akan menghabiskan waktu 37,3 detik untuk melihat ke jalan. Saat mereka harus menulis, mengirim, atau membaca pesan, waktu yang mereka habiskan turun menjadi 27,2 detik. Saat menggunakan Siri, rata-rata waktunya menjadi 28,6 detik sedangkan saat menggunakan Vlingo, rata-rata waktu mereka turun hingga 25,8 detik.
Meski hingga saat ini belum ada produsen mobil yang menyertakan fasilitas suara untuk menulis pesan saat berkendara, namun beberapa produsen diketahui sedang mengembangkan sistem tersebut untuk model masa depan mereka dengan alasan keamanan. Tentu saja temuan ini bisa menjadi semacam “teguran” tentang rencana tersebut. (Wired)