Intisari-Online.com -Amerika Serikat (AS) mengembangkan teknik perang baru. Mereka mencoba menerbangkan pesawat perang F-16 tanpa awak, namun tetap gesit dan lincah bermanuver.Sebelumnya, pesawat yang sering diterbangkan adalahDrone. Ini sejenis pesawat tanpa awak yang bentuknya kecil serta sudah sering dipakai baik untuk tujuan penelitian maupun tujuan militer.Tetapi kini, pesawat sebesar F-16 bisa diangkut Boeing. Yang diangkut benar-benar pesawat F-16 buatan Lockheed Martin. Hanya saja, F-16 ini sudah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga kokpitnya kosong dan bisa dikendalikan dari jauh.Dalam sebuah percobaan, dua pilot Angkatan Udara Amerika Serikat mengendalikan pesawatnya dari darat. Menurut keterangan dari Boeing, inovasi ini bisa membantu melatih pilot. Jet yang diterbangkan dari gurun Arizona ini terbang di ketinggian 12.2 km dan kecepatan 1800 km per jam.Selain terbang, banyak manuver lain yang dilakukan seperti barrel roll dan "split S" - yakni gerakan di mana pesawat bisa terbalik sebeleum terbang setengah melingkar seolah sedang mundur. Ini digunakan dalam pertempuran untuk menghindari kuncian misil lawan. Gerakan manuver juga berguna untuk menghindari kejaran serta mengecoh lawan dari segi keterlihatan secara visual.Jet F-16 ini juga dilatih dalam skenario perang di mana dua jet dikejar pesawat musuh. Selain itu di dalamnya ada alat yang bisa menghancurkan pesawat dari dalam jika diambil musuh. Karena didalamnya tidak ada pilot, pesawat bisa bermanuver dalam 9G yang kalau ada pilot di dalamnya akan sangat berbahaya. Singkat kata, uji terbang berlangsung aman dan lancar. Ini adalah pertama kali F-16 terbang tanpa pilot dan Boeing mengklaim sudah mengubah enam jet menjadi sejenis drone tanpa pilot dan dinamai ulang QF-16 dan akan dipakai Angkatan Udara Amerika Serikat. Yang menjadi kekhawatiran adalah jika sudah diterapkan dalam keadaan sesungguhnya sebab penggunaan drone sendiri di Amerika Serikat masih menjadi hal yang didebatkan sebab banyak pihak yang tidak setuju dengan keberadaan drone yang bisa menyerang dari udara ke darat.Sumber: BBC