Setelah 100 Tahun, Akhirnya Matahari “Mampir” di Desa Ini

Ade Sulaeman

Editor

Setelah 100 Tahun, Akhirnya Matahari ?Mampir? di Desa Ini
Setelah 100 Tahun, Akhirnya Matahari ?Mampir? di Desa Ini

Intisari-Online.com - Sebuah desa kecil di Norwegia selama ini harus rela hidup dalam kegelapan. Selama 6 bulan dalam setahun desa yang berada di sebuah lembah terpencil ini tidak pernah tersinari matahari.

Namun semuanya berubah berkat cermin besar berukuran 183m yang dipasang di bagian atas pegunungan yang menghadap Rjukan, nama desa tersebut.

Desa kecil berhunikan 3,500 orang ini akhirnya bisa menikmati matahari di musim dingin untuk pertama kalinya sejak dibangun 100 tahun lalu.

Ide cermin raksasa ini sebenarnya sudah dipikirkan sejak dulu. Pada awal tahun 1900, seorang industrialis Norwegia, Sam Eyde, ingin mengambil keuntungan dari air terjun besar di dekat Rjukan untuk membuat pupuk kimia.

Untuk mewujudkannya, ia juga berencana untuk membelokkan sinar matahari ke desa untuk meringankan mantra kegelapan ini.

Namun, teknologi yang ada saat itu tidak memungkinkan. Jadi, Eyde membangun kereta kabel yang akan membawa penduduk yang ingin mendapatkan sinar matahari untuk kesehatan ke puncak gunung.

Kini, segalanya memungkinkan. Sebuah komputer akan mengendalikan cermin besar yang akan memantulkan cahaya matahari ke alun-alun pasar. Menyinari sebagian dari desa.

Dari kejauhan, cermin ini terlihat seperti matahari yang tengah beristirahat di sisi pegunungan, menunggu untuk terlelap. (Febrina Syaifullana / ideaonline.com)