Menyimak Revolusi Iran 1979 dalam Video Game

Moh Habib Asyhad

Editor

Menyimak Revolusi Iran 1979 dalam Video Game
Menyimak Revolusi Iran 1979 dalam Video Game

Intisari-Online.com -Literatur mencatat, Revolusi 1979 menjadi salah satu peristiwa paling besar dalam sejarah masyarakat Iran. Sebuah peristiwa yang merubah Iran dari monarki ala Reza Pahlevi menjadi Republik Islam dengan Ayatullah Khomaini sebagai komandonya.

Tidak mau hanya menjadi cerita “traumatis”, beberapa pihak ingin menghadirkannya dalam bentuk yang berbeda tanpa menghilangkan esensi sejaranya.

Adalah Navid Khonsari, dedengkot game yang sudah malang-melintang, mempunyai inisiatif menghadirkan Revolusi 1979 sebagai sebuah game. Game dengan tema “1979 The Game” ini akan dibuat menjadi tiga seri dengan menggunakan foto-foto sebenarnya, rekaman video, serta suara-suara yang terlibat di dalam revolusi tersebut.

“Ini akan menjadi genre yang berbeda dan tawaran yang baru buat para gamer. Narasi-narasi yang disusun disesuaikan dengan kejadian sebenarnya,” ujar Khonsari kepada Mashable.

Seperti kejadian aslinya, game dimulai dengan tragedi “Black Friday” dengan label poin of no return, yang menggambarkan awal bentrokan yang melibatkan massa pro dan yang kotra terhadap pemerintah pada 8 September 1978. Untuk merasakan seperti apa atmosfer yang terjadi, gamer akan dibawa ke dalam karakter jurnalis foto muda bernama Reza.

Gamer akan memainkan peran Reza; mengambil poto lantas terlibat ke dalam hiruk-pikuk revolusi terbesar dalam sejarah Iran tersebut. Tak hanya aksi-aksi heroik, gamer juga akan dibawa ke adegan-adegan psikologis: bermain-main dengan skenario siluman, eksplorasi, serta pengambilan keputusan.

Yang menarik, pada game ini tidak disediakan item first person shooter layaknya game-game lain. Khonsari beralasan, tidak dimainkannya FPS lebih karena peristiwa revolusi seperti ini tidak berkutat pada persoalan pengangkatan senjata belaka, tapi soal perubahan yang terjadi.

Sempat menghadapi kecaman

Peluncuran game ini tidak berjalan semulus yang dibayangkan. Beberapa protes sempat tersurat dari beberapa media di Iran. Isu yang paling banyak diangkat adalah game ini dianggap sebagai propaganda Barat yang menampilkan revolusi 1979 secara serampangan.

Khonsari sebagai orang nomer satu di game ini menanggapinya dengan santai. Ia menegaskan, bahwa game ini dibuat bukan untuk menggambarkan citra negatif dari sebuah revolusi. Game ini akan mengekspos penonton untuk lebih paham posisi “rakyat” dan “pemerintah”.

Selain itu, Khonsari berkeinginan merubah anggapan miring masyarakat luar bahwa revolusi tersebut terbukti memberi perubahan yang signifikan terhadap perkembangan Iran secara umum.Saat ini, prototipe permainan sedang dikembangkan di tingkat PC konsol, tapi tidak menutup kemungkinan akan dikembangkan di tablet dan smartphone. Untuk jangka panjang, game ini akan dirancang secara native untuk perangkat sentuh, Android dan iOS, serta sangat kompetibel untuk komputer Mac.Permainan ini juga akan melibatkan beberapa aktor kawakan. Taruhlah Farshad Farahat yang bermain apik di Argo, serta David Negahban yang bermain untuk Homeland.(mashable.com)