Asrama Lelaki Sarang Virus HIV/AIDS?

intisari-online
,
Olivia Lewi Pramesti

Tim Redaksi

Edutaimen Penanggulangan HIV/AIDS
Edutaimen Penanggulangan HIV/AIDS

Intisari-Online.com -Kebiasaan tidur bersama dalam satu kompleks setiap hari bisa mendorong hubungan seksual antarpenghuninya. Apalagi kalau diikuti tingginya intensitas menonton video porno, maka penghuni asrama akan memiliki rasa penasaran dan keinginan untuk mencoba.

(Sarapan Jangan Asal Sarapan, Ada Kriteria Menu yang Mesti Kita Perhatikan)

Begitulah pemaparan Koordinator Sekretariat Nasional Jaringan Gay, Waria, LSL Indonesia, Tono Permana Muhamad di Jakarta (17/3). Epidemi HIV di kalangan tersebut meningkat sangat cepat, prevalensinya mencapai 5,2 % pada 2007. Padahal tahun 2002 hanya 2,4%. Data terakhir dari Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) pada 2009, jumlah LSL di Indonesia sudah mencapai 800.000 orang. Di Jakarta sendiri, 7.018 orang dari kalangan itu sudah terinfeksi HIV / AIDS.

Dari penututan Tono terungkap, kasus HIV/AIDS di kalangan LSL dan waria banyak terjadi di kota-kota besar. Mengapa demikian? Karena para gay, waria, dan LSL lebih suka dengan dunia gemerlap seperti clubing. Inilah yang mendorong mereka untuk mencari kota yang menyediakan fasilitas tersebut. Saat ini ada 10 kota besar yang banyak dihuni kalangan ini, yakni Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Batam, Denpasar, Makasar, Balikpapan, dan Pekan Baru.

(6 Penyebab AIDS yang Mengejutkan!)

Meningkatnya kasus HIV/AIDS di kalangan LSL dan waria disebabkan karena minimnya pengetahuan mereka tentang kesehatan seksual dan penularan HIV/AIDS sendiri. Dalam melakukan hubungan seksual, kebanyakan dari kalangan mereka tidak menggunakan kondom, sehingga virus HIV / AIDS sangat mudah tertularkan. Ada pemikiran bahwa hubungan seksual secara anal tanpa kondom tidak berisiko.

"Pengetahuan yang minim tentang kesehatan seksual diperparah dengan sifat tertutup dari kalangan mereka. Stigma yang buruk dari masyarakat tentang kelainan yang mereka miliki membuat mereka tidak mau berbagi tentang kesehatannya," ujar Tono.

Penyebab lain adalah kurangnya penyebaran informasi dari berbagai pihak terkait seperti pemerintah dan LSM, terutama menyangkut pengetahuan kesehatan seksual pada kaum gay dan LSL. Untuk gay dan LSL, hanya sekitar 9% dari program yang direncanakan, berbeda dengan waria yang sudah mencapai 100%.

Kasus HIV/AIDS di kalangan LSL dan waria perlu ditangani secepatnya karena diperkirakan prevalensinya akan mencapai 50% pada tahun 2020. Pencegahan yang bisa dilakukan dengan sosialisasi secara rutin baik dari pemerintah, LSM, maupun media tentang kesehatan seksual. Pendekatan secara khusus perlu dilakukan dengan menghilangkan stigma yang buruk dari kalangan itu. Salah satu pendekatan khusus itu adalah memberikan informasi kesehatan seksual di dunia maya. Hal ini disebabkan karena kalangan ini lebih sering mengakses informasi dari dunia maya.

Anak anak ada yang tinggal di asrama lelaki?