Intisari-Online.com - Bola tenis cenderung mental lebih horisontal di lapangan rumput dibandingkan dengan permukaan yang lebih keras. Karena bola menyentuh sisi tajam rumput, maka rumput akan bengkok dan tidak memberikan lentingan ke atas. Hasilnya, pantulan bola yang lebih cepat, arah bola yang lebih rendah yang sering menghasilkan reli-reli lebih pendek dan poin yang lebih cepat. Oleh sebab itu, pemain sedikit berlari, namun akan merasakan dampaknya pada raket dan tangan mereka untuk membuat pengembalian yang bolak-balik lebih cepat. Hujan dan kelembaban tinggi juga membuat kondisi mudah selip.Wimbledon merupakan satu-satunya lapangan tenis di ajang Grand Slam yang alasnya rumput. Lapangan jenis ini merupakan hal lumrah di awal-awal permainan tenis dikenal umat manusia. Hanya karena perawatan yang rumit, lapangan keras akhirnya mendominasi lapangan tenis saat ini. Lapangan tenis lain untuk Grand Slam seperti di Amerika Terbuka mengubah ke lapangan tanah liat tahun 1975, kemudian menjadi permukaan keras sejak tahun 1978 sampai sekarang. Australia Terbuka meninggalkan permukaan rumput tahun 1988. Sedangkan permukaan tanah liat di Prancis Terbuka tetap dipertahankan.
Bermain di permukaan berumput juga menghadirkan tantangan baru bagi pemain. Taktik perlu dikeluarkan sebab pada babak awal rumput masih bagus, di akhir babak rumput sudah rusak terinjak atau terkena bola.
Kejuaran tenis di Wimbledon dilakukan pertama kali tahun 1877, menjadikannya sebagai turnamen tenis tertuat di dunia. Tahun 2001 semua permukaan lapangan diganti menjadi 100% rumput rye (gandum hitam) yang hijau. Sebelumnya yang digunakan adalah campuran antara rye 70% dan 30% rumput fescue merah. Diharapkan dengan penggantian ini permukaan rumput bisa bertahan lama. Perubahan ini juga membuat permukaan sedikit lebih keras sehingga membuat bola lebih memantul. (Sumber: Life's Little Mysteries)