Pembentukan Istilah dapat Dipesan

Ade Sulaeman

Editor

Pembentukan Istilah dapat Dipesan
Pembentukan Istilah dapat Dipesan

Intisari-Online.com - Dalam membakukan atau membuat padanan dari suatu istilah baru, Badan Bahasa menggunakan beberapa cara. Sebagian besar dengan cara menerjemahkan atau menyerap secara utuh istilah baru yang ditemukan. Contohnya istilah “internet” dan “orbit”.

Menurut Meity Taqdir Qodratillah, Kepala Pembakuan dan Pelindungan Bahasa, menerjemahkan suatu istilah tidak selalu mudah dilakukan. Untuk istilah “unduh” yang digunakan sebagai padanan istilah download misalnya. Badan Bahasa harus memahami dulu konsep istilah tersebut, baru kemudian dicari kata dalam bahasa Indonesia atau bahasa daerah yang kira-kira memiliki konsep yang sama atau mirip. “Unduh” yang dalam bahasa jawa berarti (seolah-olah) memetik ini dianggap serupa dengan konsep download yang diibaratkan “memetik” sebuah file dari internet.

Ada juga istilah yang tidak sekadar diterjemahkan, tapi juga perlu disingkat. Contohnya adalah kata online yang apabila diterjemahkan secara langsung akan menjadi “berada di dalam jaring”. Namun, berhubung pembuatannya ditujukan untuk menerjemahkan program-program Microsoft (melalui kerja sama dengan salah satu pengajar di Departemen Teknik Informatika Institut Teknologi Bandung), maka slot yang tersedia sangat terbatas. Oleh karena itu dipilihlah istilah “daring” yang merupakan akronim dari “dalam jaringan”. “Tapi, cara ini tidak pernah menjadi pilihan utama,” tambah Meity.

Mengenai pemilihan beberapa bahasa daerah untuk dijadikan padanan suatu istilah baru, Meity menyatakan bahwa bahasa Jawa-lah yang sering digunakan. Pemilihan ini, lebih dikarenakan bahasa Jawa dirasa lebih mudah untuk diucapkan dan dieja. Tapi bukan berarti bahasa daerah lain tidak dapat digunakan. Misalnya saja istilah “subak” dan “ngaben” yang diambil dari bahasa Bali, juga istilah “nyeri” dari bahasa Sunda.

Apabila tidak dapat menemukan padanan suatu istilah dari bahasa daerah Indonesia, Badan Bahasa dapat menggunakan bahasa Malaysia dan Brunei. Melalui pertemuan Majelis Bahasa Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia (Mabbim), terkadang terjadi pertukaran istilah. Istilah “mouse” di bidang komputer menjadi salah satunya. Badan Bahasa sebelumnya hanya menerjemahkannya menjadi “tikus”. Namun, dalam bahasa Malaysia dikenal istilah “tetikus” yang artinya mirip tikus. Maka, istilah inilah yang digunakan oleh Badan Bahasa. Malaysia pun melakukan hal yang sama. Istilah “pakan” dalam bahasa Indonesia yang diartikan sebagai makanan ternak, digunakan oleh Malaysia untuk mengisi ketiadaan padanan dalam bahasa mereka.

Pembakuan suatu istilah tidak hanya diperoleh secara linguistik, tapi juga secara politis, beberapa bahkan “dipesan”. Misalnya istilah “disabilitas” untuk “penyandang cacat”. Ketika DPR hendak menyusun undang-undang yang baru mengenai “disabilitas”, beberapa pihak merasa istilah “penyandang cacat” dianggap melecehkan dan tidak nyaman untuk didengar, terutama kata “cacat”. Ya, walau pada akhirnya istilah “penyandang cacat” masih tetap digunakan.

Walaupun memiliki berbagai macam cara dalam pencarian padanan dari suatu istilah asing atau baru, ternyata masih ada beberapa istilah yang sulit bahkan belum ditemukan padanan katanya oleh Badan Bahasa. Istilah shuttlecock, sebutan untuk bola yang digunakan dalam bulu tangkis ternyata cukup sulit untuk dicari padanannya. Dibakukannya kata “kok” lebih dikarenakan masyarakat terbiasa menggunakannya. Maka dari itu badan bahasa menggunakan istilah tersebut, dan sudah dimasukan ke dalam KBBI.

Sedangkan contoh istilah yang belum dapat ditemukan padanannya adalah istilah dumping. Kata yang sering didefinisikan sebagai upaya menjual barang lebih murah di pasar luar negeri ini sulit untuk dicari padanan katanya. Ketika akan dipadankan dengan “banting harga”, konsep keduanya berbeda. Apabila diserap dengan penyesuaian ejaan, akan samar dengan kata “damping”. Apabila diserap langsung, maka pengucapan akan tidak sesuai dengan ejaannya. Hingga akhirnya, Badan Bahasa memutuskan untuk menyerap langsung istilah tersebut, namun, ditulis dengan huruf miring.

slide 8 to 10 of 6