TNGHS, Kawasan Penting di Jawa Barat

Agus Surono

Editor

TNGHS, Kawasan Penting di Jawa Barat
TNGHS, Kawasan Penting di Jawa Barat

Intisari-Online.com - Taman Nasional Gunung Halimun - Salak (TNGHS) adalah salah satu taman nasional yang terletak di Jawa bagian barat. Kawasan konservasi dengan luas 113.357 hektare ini menjadi penting karena melindungi hutan hujan dataran rendah yang terluas di daerah ini, dan sebagai wilayah tangkapan air bagi kabupaten-kabupaten di sekelilingnya.

Melingkup wilayah yang bergunung-gunung, dua puncaknya yang tertinggi adalah Gunung Halimun (1.929 m) dan Gunung Salak (2.211 m). Keanekaragaman hayati yang dikandungnya termasuk yang paling tinggi, dengan keberadaan beberapa jenis fauna penting yang dilindungi di sini seperti elang jawa, macan tutul jawa, owa jawa, surili dan lain-lain. Kawasan TNGHS dan sekitarnya juga merupakan tempat tinggal beberapa kelompok masyarakat adat, antara lain masyarakat adat Kasepuhan Banten Kidul dan masyarakat Baduy.

Secara administratif, kawasan konservasi TN Gunung Halimun – Salak termasuk ke dalam wilayah tiga kabupaten, yakni Kabupaten Bogor dan Sukabumi di Jawa Barat, dan Lebak di Propinsi Banten. Topografi wilayah ini berbukit-bukit dan bergunung-gunung, pada kisaran ketinggian antara 500–2.211 m dpl. Puncak-puncaknya di antaranya adalah G. Halimun Utara (1.929 m), G. Ciawitali (1.530 m), G. Kencana (1.831 m), G. Botol (1.850 m), G. Sanggabuana (1.920 m), G. Kendeng Selatan (1.680 m), G. Halimun Selatan (1.758 m), G. Endut (timur) (1.471 m), G. Sumbul (1.926 m), dan G. Salak (puncak 1 dengan ketinggian 2.211 m, dan puncak 2 setinggi 2.180 m). Jajaran puncak gunung ini acapkali diselimuti kabut (halimun - bhs Sunda). Dari situ nama Halimun berasal.

Wilayah ini merupakan daerah tangkapan air yang penting di sebelah barat Jawa Barat. Tercatat lebih dari 115 sungai dan anak sungai yang berhulu di kawasan Taman Nasional. Tiga sungai besar mengalir ke utara, ke Laut Jawa, yakni Ci Kaniki dan Ci Durian - yang bergabung dalam daerah aliran sungai (DAS) Ci Sadane, serta Ci Berang, bagian dari DAS Ci Ujung.

Sementara terdapat sembilan DAS penting yang mengalir ke Samudera Hindia di selatan, termasuk di antaranya Cimandiri (Citarik, Cicatih), Citepus, Cimaja, dan Cisolok. Sungai-sungai ini mengalir melintasi wilayah Bogor, Tangerang, Rangkasbitung, Bayah dan Palabuhanratu.

Kawasan TN Gunung Halimun – Salak memang merupakan daerah yang basah. Curah hujan tahunannya berkisar antara 4.000 – 6.000 mm, dengan bulan kering kurang dari 3 bulan di antara Mei hingga September. Iklim ini digolongkan ke dalam tipe A hingga B menurut klasifikasi curah hujan Schmidt dan Ferguson. Suhu bulanannya berkisar antara 19,7 – 31,8°C, dan kelembaban udara rata-rata 88%.

Tutupan hutan di taman nasional ini dapat digolongkan atas 3 zona vegetasi:

  • Zona perbukitan (colline) hutan dataran rendah, yang didapati hingga ketinggian 900 – 1.150 m dpl.
  • Zona hutan pegunungan bawah (submontane forest), antara 1.050 – 1.400 m dpl; dan
  • Zona hutan pegunungan atas (montane forest), di atas elevasi 1.500 m dpl.
Keanekaragamannya cenderung berkurang dengan bertambahnya ketinggian.

Hutan-hutan primer dan pelbagai kondisi habitat lainnya menyediakan tempat hidup bagi aneka jenis margasatwa di TNGHS. Tidak kurang dari 244 spesies burung, 27 spesies di antaranya adalah jenis endemik Pulau Jawa yang memiliki daerah sebaran terbatas. Di antaranya terdapat 23 spesies burung migran. Wilayah ini juga telah ditetapkan oleh BirdLife, organisasi internasional pelestari burung, sebagai daerah burung penting (IBA, important bird areas) dengan nomor ID075 (Gunung Salak) dan ID076 (Gunung Halimun). Wilayah-wilayah ini terutama penting untuk menyelamatkan jenis-jenis elang jawa (Spizaetus bartelsi), luntur jawa (Apalharpactes reinwardtii), ciung-mungkal jawa (Cochoa azurea), celepuk jawa (Otus angelinae), dan gelatik jawa (Padda oryzivora).

Di kawasan inilah pesawat Sukhoi Superjet 100 jatuh. Lokasi tepatnya menurut koordinat yang diperoleh dari Kompas.com adalah sebagai berikut.

slide 8 to 10 of 6