Intisari-Online.com - Untuk melakukan proses evakuasi pesawat Sukhoi Superjet 100 (SSJ100) yang jatuh di Gunung Salak, Bogor, Tim SAR mendirikan Posko di Cijeruk. Lokasinya mengambil sebuah bangunan milik Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang. Apa fungsi balai yang berada di bawah Dirjen Peternakan ini?
BET Cipelang melengkapi balai inseminasi buatan yang sudah dimiliki Dirjen Peternakan, yakni Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang Jawa Barat dan Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari Jawa Timur.
Di Cipelang, lokasi BET berada di lereng Gunung Salak, menempati lahan seluas 90 hektar. Kawasan yang tampak sepi dan terisolir di lereng gunung tersebut dilengkapi kantor utama, dua unit laboratorium, tujuh unit perkandangan, satu unit wisma tamu, 35 unit perumahan pegawai, gudang pakan, dan lain lain. Terhampar juga lahan untuk tanaman hijauan pakan ternak untuk memenuhi kebutuhan sapi yang dipelihara.
Di kalangan komunitas sepeda, lokasi ini menjadi tempat favorit untuk melatih dengkul melawan gravitasi atau nanjak. Kontur jalan ke sana memang menanjak dengan pemandangan yang indah. Hawa dingin berhembus dan jika langit cerah Gunung Salak terlihat jelas.
Tugas BET Cipelang adalah memproduksi, mengembangkan, dan menyebarluaskan embrio ternak. Pada prinsipnya, memproduksi embrio dapat ditempuh dengan dua cara yaituin vivodanin vitro. Untuk carain vivo, ternak (sapi) betina terpilih disuperovulasi sehingga tersedia cukup banyak sel telur (ovum) matang. Sapi ini kemudian diinseminasi buatan (IB) dengan semen dari pejantan terpilih juga. Pertemuan antara sel telur dan sperma (semen) menghasilkan embrio. Melalui teknikflushing, embrio tersebut diambil dari uterus sapi betina. Kemudian embrio ditampung dalam media khusus dan terakhir disaring sampai diperoleh embrio tersebut.
Untuk carain vitro, teknik memproduksi embrio dimulai dari pengambilan folikel(bakal sel telur) sapi betina.Folikelini kemudian dimatangkan dalam suatu media. Bila sudah matang, sel telur difertilisasi melalui teknikin vitro fertilization (IVF). Terakhir ditumbuhkembangkan (di-culture). Embrio yang diproduksi tersebut selanjutnya dipindahkan ke sapi betina lainnya.
Dengan prinsip kerja seperti itu, embrio yang diproduksi harus berasal dari ternak betina berkualitas genetik unggul dan jumlah embrio yang dihasilkan per ternak betina seyogyanya lebih dari satu. Melalui carain vivo, rata-rata jumlah embrio yang diperoleh dari seekor sapi betina adalah delapan. Selanjutnya, masing-masing embrio dipindahkan ke ternak betina tidak berkualitas tetapi layak dan sanggup mengembangkan embrio tersebut di dalam rahimnya.
Untuk melaksanakan teknik memproduksi dan memindahkannya ke ternak lainnya, BET Cipelang tentu saja dilengkapi dengan berbagai fasilitas laboratorium yang cukup lengkap dan didukung oleh staf yang terampil dan menguasai teknik secara sangat baik. Kebanyakan dari mereka menempuh pelatihan di Jepang.
Nah, wilayah yang biasanya sepi dan "relatif" tertutup ini sekarang ramai oleh hiruk pikuk tim evakuasi Sukhoi. Tepat di belakang Posko terdapat kandang pembiakan sapi. Menurut salah seorang pegawai di situ, sapi-sapi itu menjadi stres. Semoga saja aktivitas tim SAR sampai tidak mengganggu proses balai. (*)