Pilih Mana? Mentega atau Margarin?

K. Tatik Wardayati

Editor

Pilih Mana? Mentega atau Margarin?
Pilih Mana? Mentega atau Margarin?

Intisari-Online.com – Pertanyaan yang sering membuat bingung, lebih sehat mana mentega atau margarin. Sebelum pada kesimpulan, kita tengok dulu definisi dari kedua produk dan kandungan nutrisinya.

Apa itu mentega?

Mentega merupakan produk susu yang dibuat dari krim susu. Kebanyakan mentega berasa alami, tapi beberapa ditambahkan dengan garam, penyedap rasa, dan pengawet. Umumnya digunakan dalam memasak, seperti membuat kue dan menggoreng. Mentega lebih alami dan lebih enak daripada margarin. Kandungan mentega adalah vitamin larut lemak seperti vitamin A, D, E, dan K. Tapi, mengandung kolesterol dan lemak jenuh yang tinggi.

Lemak jenuh dapat menaikkan kadar kolesterol LDL serta kadar kolesterol HDL, tetapi tidak cukup untuk mengimbangi efek dari kolesterol LDL. Dianjurkan agar membatasi asupan lemak jenuh tidak lebih dari 7% dari total kalori harian, sekitar 15 gram lemakjenuh per hari, berdasarkan diet 2.000 kalori. Perlu diketahu, satu sendok makan mentega (sekitar 14 gram) mengandung 7 gram lemak jenuh.

Mentega juga sumber yang dihindari pada diet kolesterol. Mentega memiliki 30 mg kolesterol dalam satu sendok makan. Itu belum termasuk kolesterol dari makanan lain.Kolesterol berlebihan berisiko karena timbunan lemak secara bertahap akan menyumbat arteri, menyebabkan aliran darah ke otak, jantung dan bagian lain dari tubuh menjadi kurang efisien. Dianjurkan agar mengasup kolesterol hingga 200 mg per hari.

Apa itu margarin?

Margarin sebagian besar dibuatdari minyak sayur terhidrogenasi. Pengerasan minyak sayur oleh gelembung hidrogen pada suhu tinggi itulah yang menghasilkan margarin.

Margarin berasal dari tumbuhan, karenanya tidak mengandung kolesterol. Mengandung lemak tak jenuh ‘baik’ – lemak tak jenuh ganda dan tak jenuh tunggal – karena dibuat dari minyak nabati (seperti kanola, bunga matahari, safflower, dan minyak zaitun) yang mengandung jumlah tinggi lemak tak jenuh. Lemak tak jenuh berfungsi menurunkan kadar kolesterol LDL dan meningkatkan kadar HDL dalam darah, sehingga mengurangi risiko penyakit kardiovaskular.

Jenis minyak nabati yang digunakan dalam margarin dapat mempengaruhi jumlah asam lemak esensial, omega-6 dan omega-3. Minyak jagung, minuak bunga matahari dan minyak safflower mengandung banyak asam lemak oemga-3 dan sedikit asam lemak omega-3. Sedangkan minyak rami, minyak kedelai dan minyak canola mengandung jumlah yang cukup dari asam lemak omega-3. Kebanyakan orang mendapatkan asam lemak omega-6 dan tidak mencukupinya asam lemak omega-3, padahal sejumlah besar omega-6 akan menurunkan efek dari omega-3.

Margarin mengandung asalm lemak trans yang lebih berbahaya daripada lemak jenuh. Lemak trans terbentuk ketika hidrogen ditambahkan ke minyak nabati melalui proses yang disebut hidrogenasi. Sehingga membuat lemak lebih padat dan cenderung merusak. Lemak trans dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dengan meningkatnya kadar LD dan menurunnya kadar HDL. Disarankan agar konsumsi lemak trans dikurangi jumlahnya.

Satu sendok makan margarin beku mengandung 3 gram lemak trans dan 2 gram lemak jenuh. Bandingkan dengan margarin cair yang mengandung sekitar 1 – 2 gram lemak trans.

Mana yang harus dibeli: mentega atau margarin?

Cara terbaik untuk mengontrol naiknya kadar kolesterol adalah dengan makan segala sesuatu tidak berlebihan. American Heart Association, National Heart, Lung and Blood Institute, dan National Cholesterol Education Prgarm, merekomendasikan jenis margarin yang diperkaya lebih daripada mentega. Ester sterol tumbuhan atau tanaman stanol ester telah ditambahkan ke beberapa margarin untuk menurunkan efek kolesterold arah. Beberapa penelitian menunjukkan, konsumsi sekitar 2 gram per hari mengurangi LDL sekitar 10%. Tapi bila ingin menambahkan rasa mentega, gunakan sedikit saja.

Kini, pilihan tergantung pada Anda.