Intisari-Online.com - EHS adalah kepanjangan dari Electromagnetic Hypersensitivity Syndrome, yaitu hipersensitivitas terhadap paparan elektromagnetik, misalnya ketika berada di area dengan WiFi.
Selain WiFi, gelombang elektromagnetik juga dipancarkan oleh berbagai macam alat elektronik, seperti televisi, komputer, radio, telepon genggam, juga microwave, dengan frekuensi yang bervariasi.
Gelombang elektromagnetik merupakan kombinasi medan listrik dan medan magnet yang merambat dan membawa energi dari satu tempat ke tempat lain.
Ketika listrik digunakan dalam peralatan elektronik, saat itu muncul medan elektronik di sekitar peralatan tersebut. Medan ini menyebar ke lingkungan dan menimbulkan “polusi”. Semakin banyak penggunaan listrik, polusi kasat mata ini berpotensi mengganggu kesehatan manusia.
Menurut penelitian, ada beberapa faktor yang mempengaruhi tubuh terhadap medan elektromagnetik. Orang yang pernah implant logam dalam tubuhnya ternyata menarik lebih banyak radiasi elektromagnetik ke dalam tubuhnya.
Lucinda Grant, Direktur Support Group Electrical Sensitivity Network, memaparkan beberapa gejala yang umum dijumpai pada penderita EHS, di antaranya iritasi kulit, kemerah-merahan, terbakar dan terasa nyeri, sulit konsentrasi, kehilangan daya ingat, mudah lelah, pusing, dan sakit pada dada, bahkan masalah pada jantung. Kadang juga mual, mudah panik, telinga sakit atau mendengung.
Mekanisme gangguan ini, seperti dijelaskan oleh Dr. Andrew Goldsworthy dari Imperial College of London, adalah karena radiasi tinggi yang diserap tubuh membuat dinding sel melemah sehingga mengalami kebocoran yang menyebabkan keluarnya kalsium dan ion-ion divalent (ion yang kelebihan atau kekurangan dua elektron). Keluarnya kalsium dan ion ini mempengaruhi kerja neurotransmitter dalam otak. Gangguan kerja otak inilah yang menimbukan berbagai macam gangguan kesehatan.
Walaupun masih ada pendapat berbeda tentang radiasi WiFi yang mengganggu kesehatan, misalnya pendapat bahwa radiasi elektromagnetik WiFi terlalu kecil untuk mempengaruhi tubuh, juga perlu diperhitungkan jarak dari tubuh, namun pencegahan tetap penting. Intinya, semakin jauh dari sumber radiasi, semakin baik. Begitu pula semakin pendek waktu terpapar, tentu semakin baik.
Untungnya, tubuh mempunyai mekanisme penangkal radiasi macam ini, yaitu antioksidan. Antioksidan adalah penangkal alami radikal bebas yang memapar tubuh kita. Mengikuti kemajuan teknologi tak perlu mengabaikan kesehatan, 'kan?