Bahagia Mana, Beli Barang atau Liburan?

Agus Surono

Editor

Bahagia Mana, Beli Barang atau Liburan?
Bahagia Mana, Beli Barang atau Liburan?

Intisari-Online.com - Apakah pengalaman atau benda-benda bagus membuat kita bahagia? Haruskah kita mengeluarkan uang banyak untuk liburan atau membeli komputer baru? Akankah sebuah pengalaman atau barang membuat kita bahagia?

Sebuah penelitian di Journal of Consumer Research menyatakan bahwa itu tergantung beberapa faktor, termasuk seberapa materialistis Anda.

(Baca juga: Liburan di Bandung, Jangan Lewatkan Nasi Tutug Oncom yang Bisa Disantap Tanpa Lauk)

Namun ada nasihat lawas yang pantas kita simak: pilihlah liburan. Toh bagi para peneliti sepertiLeonardo Nicolao, Julie R. Irwin (keduanya dari University of Texas di Austin) dan Joseph K. Goodman (Washington University, St. Louis) menyatakan bahwa jawabannya lebih rumit daripada nasihat lawas tadi.

“Dulu, bisa jadi seseorang akan lebih bahagia jika mereka membelanjakan uang untuk membeli pengalaman, seperti pergi ke teater, konser, atau liburan dibandingkan dengan membeli barang berharga semisal mobil mewah, rumah besar, atau gadget,” tulis mereka.

(Baca juga: Agar Tak Gosong Hingga Cegah Kemungkinan Terseret Arus, Inilah 7 Tips Liburan ke Pantai)

Bisa jadi nasihat tadi benar adanya jika hasilnya positif. Akan tetapi jika yang terjadi sebaliknya (sofa yang jelek atau liburan yang mengecewakan), orang akan cenderung menyesal lebih dalam terhadap liburan daripada pembelian barang-barang konsumen. “Jadi, harus ada klausul tambahan: dalam hal pembelian pengalaman, kebahagian akan berkurang lebih banyak jika mengalami hal yang negatif dibandingkan dengan membeli barang."

Akan tetapi, klausul tadi tak berpengaruh terhadap individu yang materialistis. Bagi mereka, sama saja entah beli barang atau pengalaman, kalau positif ya bahagia, kalau negatif ya tak suka. Temuan lain yang menarik, intensitas emosional mengurangi lebih cepat pada pembelian barang dibandingkan pengalaman.

Konsumen mesti diberitahu secara khusus ketika memilih di antara pengalaman-pengalaman sebab memilih yang salah dapat menimbulkan ketidakbahagiaan untuk jangka lama dibandingkan dengan pengalaman. Sebaliknya, membeli barang berpotensi sedikit berisiko merusak ketidakbahagiaan.

Secara keseluruhan, peneliti setuju dengan nasihat lawas tadi. “Mengingat kemungkinan yang bagus dari pengalaman positif, penelitian kami menggemakan kembali penelitian yang sudah dilakukan dalam menyarankan bahwa uang lebih bagus dibelanjakan ke liburan, konser, taman hiburan, dan restoran dibandingkan barang dan pernik berharga.” Anda setuju?

Artikel Terkait