Intisari-Online.com - Di saat ramai pemberitaan mengenai penemuan struktur baru di Situs Megalitikum Gunung Padang Cianjur, Jawa Barat, sempat muncul kabar bahwa di Majenang, Cilacap, Jawa Tengah, ada juga struktur batuan yang mirip dengan batuan yang ada di Gunung Padang Cianjur. Struktur batuan di Majenang berbentuk kolom memanjang, menyeruak dari balik punggung bukit. Alhasil, bukit yang bernama asli Gunung Cendana, tempat bebatuan memanjang yang dinamakan Situs Batu Pabahanan itu, juga disebut “Gunung Padang” Cilacap.
Apa benar di Cilacap ditemukan kembaran Gunung Padang? Mochammad Aziz, ST., MT., geolog dari Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto bersama tim kemudian melakukan kajian geologi singkat di sekitar daerah “Gunung Padang” tersebut.
Batuan tersebut terletak di ketinggian sekitar 600 mdpl, berada di punggung bukit bagian tenggara Gunung Cendana. Wilayah singkapan batuan itu hanya kecil, sekitar 15 m x 7 m.
Menurut Aziz, batuan itu terbentuk secara alami, yaitu batuan andesit yang berupa retas/korok berbentuk columnar joint. “Sama seperti yang ada di Gunung Padang Cianjur,” kata Aziz. Struktur kolom berbentuk blok-blok segi lima, enam, tujuh, maupun persegi delapan. “Sebagian besar berbentuk blok kolom persegi enam dan delapan,” terang Aziz.
Masalahnya, apakah ada campur tangan manusia di susunan batu tersebut? Aziz menjelaskan, itu adalah fenomena geologi biasa. Tidak ada campur tangan manusia di sana. Kalau terlihat ada susunan batuan, itu adalah bentuk batuan kolom membeku kemudian mengkerut, akhirnya terjadi patahan. “Apalagi, ketika saya tanyakan ke juru kunci, Pak Suganda, ternyata tidak ada batuan semacam itu di titik lain,” terang Aziz.
Mengenai posisi kolom yang rebah horizontal, dengan orientasi timur laut-barat daya, itu karena ada patahan. “Biasanya memang batuan andesit semacam ini muncul secara vertikal. Yang ini sudah terjadi deformasi, sehingga mencuatnya horizontal. Indikasi kuatnya, batuan tersebut muncul ke permukaan karena adanya patahan,” kata Aziz. Aziz memperkirakan umur batuan tersebut 5-10 juta tahun yang lalu.
Lebar singkapannya itu sekitar 7 m, dengan tinggi 15 meter. Bentuknya utuh, dan tidak ada semacam kuncian-kuncian antarbatu. Ada bentukan yang mirip kuncian. Tapi setelah diamati, itu memang pola retakan alami.
Di Purwokerto-Purbalingga, banyak ditemui fenomena alam macam ini. Lapangan Geologi Karangsambung, misalnya.”Yang fantastis lagi, itu deket Pelabuhan Ratu. Di belakang Hotel Queen’s Port. Ada bentukan tiang-tiang besar batuan andesit,” kata Aziz.