Intisari-Online.com - Stroke adalah penyebab kematian tertinggi di Indonesia untuk kategori penyakit tidak menular. Sebagian awam mungkin hanya tahu bahwa penyebab stroke cuma hipertensi. Padahal penyakit fibrilasi atrium jatau gangguan irama jantunguga berandil besar, yakni sekitar 15 % sampai 20%. Gawatnya, berdasarkan penelitian, tiap tahunnya penderita fibrilasi atrium selalu meningkat sekitar 3% hingga 4%.
Upaya baru untuk mencegah serangan stroke pun terus dicari, terutama yang disebabkan oleh fibrilasi atrium. Termutakhir, PT Bayer Indonesia meluncurkan produk Rivaroxaban sebagai perlindungan praktis bagi penderita fibrilasi atrium. Rivaroxaban ditemukan oleh Bayer Health Care di Jerman dan dikembangkan bersama dengan pabrikan lain, Johnson&Johnson Pharmaceutical R&D, L.L.C.
Pengobatan terhadap pasien yang terdiagnosis fibrilasi atrium dilakukan untuk beberapa tujuan, salah satunya mencegah stroke. Selama ini, mereka mendapatkan terapi antikoagulasi generasi lama yang cukup efektif mengurangi risiko stroke. "Sayangnya kepatuhan pengobatan jangka panjang kurang optimal karena antikoagulan tradisional membutuhkan kontrol darah dan penyesuaian dosis terus menerus," terang Dr. Santoso Karo Karo, MPH, SpJP (K), FIHA dari RS Harapan Kita dalam konferensi pers peluncuran Rivaroxaban di Jakarta, (5/7).
Pasien fibrilasi atrium sudah menunggu ebih dari 50 tahun untuk mendapatkan pilihan pengobatan baru berupa antikoagulasi generasi terkini dengan berbagai keunggulan yang tidak dimiliki terapi standar sebelumnya. "Rivaroxaban menawarkan perlindungan praktis untuk lebih banyak lagi pasien di Indonesia. Selain efektif dan lebih aman, obat ini cukup diminum satu kali sehari," ujar Allen Doumit, Direktur PT Bayer Indonesia. Allen pun menambahkan, Rivaroxaban ini tak perlu dimonitor secara terus menerus sehingga kepatuhan berobat dapat terjaga. Alhasil, risiko stroke pun dapat dicegah secara maksimal.
Stroke berulang juga harus diwaspadai. "Peran dokter dalam deteksi dini, penegakkan diagnosis, dan pemberian pengobatan yang tepat pada pasien fibrilasi atrium sangat signifikan dalam menurunkan beban kesehatan akibat stroke dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat di Indonesia," tambah Dr. Eka Harmeiwaty, SpS dari RS Harapan Kita.