Bonus Demografi: Peluang atau Petaka?

Agus Surono

Penulis

Bonus Demografi: Peluang atau Petaka?
Bonus Demografi: Peluang atau Petaka?

Intisari-Online.com - Sejak tahun 1989, PBB menetapkan tanggal 11 Juli sebagai Hari Kependudukan Sedunia. Tujuannya untuk mengingatkan bangsa-bangsa di dunia mengenai dampak yang akan timbul bila angka pertumbuhan penduduk dibiarkan tidak terkendali. Pada tahun 1989 tersebut, jumlah penduduk dunia mencapai 5 miliar. Sedangkan pada peringatan Hari Kependudukan tahun 2011 yang lalu, jumlah penduduk dunia telah menjadi 7 miliar jiwa.

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar peringkat ke-4 di dunia, setelah Cina, India, dan Amerika Serikat. Menurut hasil Sensus Penduduk tahun 2010,jumlah penduduk Indonesia sebanyak 237,6 juta jiwa. Dibandingkan dengan hasil sensus tahun 2000, selama dekade terakhir ini penduduk Indonesia bertambah sekitar 32 juta manusia atau rata-rata 3,2 juta per tahun dengan laju pertumbuhan penduduk (LPP) sekitar 1,49 %. Dengan demikian pada tahun 2012 ini penduduk Indonesia diperkirakan telah berjumlah sekitar 245 juta jiwa.

Dengan jumlah penduduk yang besar dan LPP yang tergolong tinggi tersebut, dalam beberapa dekade mendatang Indonesia akan menghadapi “dinamika kependudukan” yang menarik dan sekaligus menantang. Prof. Dr. Sri Moertiningsih Adioetomo, Guru Besar FE UI dan salah seorang anggota Majelis Kependudukan Koalisi Kependudukan Indonesia, memprediksikan bahwa dalam 1 hingga 3 dekade ke depan, Indonesia akan memasuki periode yang sering disebut “Bonus Demografi”, yaitu proporsi penduduk usia produktif merupakan bagian yang sangat besar dari penduduk Indonesia (sekitar 69%), sedangkan rasio angka ketergantungan (Dependency Ratio) mencapai titik terendah. Dengan kata lain, terjadi momen ketika jumlah angkatan kerja sangat besar, namun menanggung beban kelompok usia anak dan lansia yang sangat kecil. Adapun sebagian besar dari penduduk usia produktif pada saat itu adalah para remaja dan generasi muda pada saat ini.

Proporsi penduduk usia produktif yang sangat besar tersebut, di satu sisi merupakan aset yang sangat penting yang membuka “jendela peluang” bila berkualitas dan dikelola dengan baik, namun bisa pula menjadi “pintu malapetaka” apabila kita gagal dalam pengelolaannya. Untuk itu, dipandang perlu adanya forum berdiskusi di kalangan generasi muda/remaja saat ini yang pada satu atau tiga dekade mendatang diharapkan akan menjadi tokoh nasional atau pemimpin bangsa. Pada saat itu diharapkan para tokoh atau pemimpin tersebut telah memiliki bekal wawasan yang memadai tentang isu dan tantangan bidang kependudukan, termasuk mengenai topik “Bonus Demografi”.

Sudah siapkah Anda generasi muda?