Reputasi Perusahaan Buruk, Karyawan Kabur

Ade Sulaeman

Penulis

Reputasi Perusahaan Buruk, Karyawan Kabur
Reputasi Perusahaan Buruk, Karyawan Kabur

Intisari-Online.com - Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Corporate Responsibility Magazine menemukan bahwa 75 persen penduduk Amerika Serikat tidak akan mengambil pekerjaan dari perusahaan yang memiliki reputasi buruk, meski saat itu mereka sedang menganggur.

Menurut Elliot Clark, CEO dari Corporate Responsibility Magazine, para pegawai ingin mengikatkan dirinya pada organisasi yang memberikan banyak manfaat bagi masyarakat, dibandingkan hanya mencari keuntungan.

“Bahkan dalam kondisi Amerika sedang mengalami masalah fiskal, banyak orang yang lebih memilih untuk tetap mencari pekerjaan yang seusai dibanding harus bekerja di perusahaan yang reputasinya dipertanyakan,” ujar Clark. Lihat saja hasil survei yang menunjukkan bahwa perilaku buruk dari perusahaan memberi dampak yang signifikan dalam menarik atau menahan pegawai.

Penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa hampir 90 persen pegawai akan mempertimbangakan untuk meninggalkan pekerjaannya saat ini apabila mendapat tawaran dari perusahaan yang memiliki reputasi yang lebih baik. Kecuali mereka mendapat gaji dua kali lebih besar.

Saat ini, para pemimpin perusahaan wajib memiliki pandangan global, terlepas dari batasan, untuk mengambil lebih banyak tenaga dan sumber daya pada peningkatan pada masalah tanggung jawab sosial perusahaan. Apabila hal ini dilakukan, maka selain bisa mendapatkan pegawai yang berkualitas, juga dapat meningkatkan penjualan, menghemat pengeluaran dan meningkatkan nilai aset-aset perusahaan. (BusinessNewsDaily)