Bayi Lebih Pintar Daripada yang Anda Pikir

K. Tatik Wardayati

Editor

Bayi Lebih Pintar Daripada yang Anda Pikir
Bayi Lebih Pintar Daripada yang Anda Pikir

Intisari-Online.com – Montok, lucu, dan menggemaskan, itulah komentar kita saat melihat seorang bayi sedang bermain-main. Otak bayi tumbuh menakjubkan lebih dari dua kali lipat pada saat mereka baru lahir dan mencapai seukuran dewasa penuh empat tahun kemudian. Untuk membantu pertumbuhan dan pembelajaran, otak bayi memiliki sekitar 1.000 triliun sinapsis (hubungan antara sel-sel otak) atau dua kali lipat dari rata-rata orang dewasa.

Tidak heran bila orang tua baru atau kakek-nenek melihat si bayi sedang diam seperti merenung. Mereka lantas berpikir, “Apa yang sedang dipikirkan si bayi?” Banyak bukti yang memperlihatkan bahwa si bayi sedang belajar.

Bayi tahu kapan bahasa baru sedang diucapkan.

Penelitian University of British Columbia menemukan, bayi usia sekitar empat bulan dapat membedakan dari isyarat visual ketika mendengar bahasa yang berbeda. Ia memperhatikan berdasarkan bentuk dan irama mulut pembicara dan gerakan wajah. Bayi tumbuh dalam lingkungan dua bahasa yang membantunya untuk mempelajari beberapa bahasa.

Penelitian lain menunjukkan, bayi yang tinggal di rumah dengan dua bahasa memiliki waktu lebih lama bagi otak mereka untuk fleksibel mengadopsi bahasa yang berbeda, dibandingkan dengan bayi yang hanya mendengar satu pengucapan.

Bayi memahami emosi orang lain.

Bayi yang tidak pernah atau jarang berinteraksi dengan anjing bisa menyamai suara marah dan geramnya yang ramah saat ditampilkan foto-foto anjing yang menampilkan bahasa tubuh yang "marah" dan "ramah", menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Development Psychology. Penelitian sebelumnya dari Bringham Young University juga menemukan, bayi juga dapat menangkap perubahan suasana hati dalam musik Beethoven.

Bayi memahami apa maksud kata-kata.

Beberapa orang berpikir bayi tidak memahami hubungan antara gambar objek dengan nama-nama objek yang dimaksud, sampai sekitar usia setahun. Namun, penelitian dari University of Pennsylvania menemukan, bayi sekitar enam bulan sudah mempunyai kemampuan tersebut, jauh sebelum mereka dapat mengucapkan kata-katanya sendiri.

Mereka meneliti bayi sekitar usia enam hingga sembilan bulan dengan memperlihatkan bayi gambar makanan dan bagian tubuh, sementara orangtua mereka memberi petunjuk sederhana (seperti, mana hidung?). Para penelit menemukan, bayi lebih tertarik pada gambar yang bernama daripada objek lain, yang berarti menunjukkan bahwa bayi tahu arti kata tersebut. Inilah yang membuktikan, sebaiknya kita berbicara dengan bayi daripada hanya menatapnya dengan tatapan kosong.

Anak kecil dapat mengukur keadilan.

Menurut penelitian University of Washington, bayi sekitar 15 bulan sudah mengerti apa arti ‘tidak adil’. Para ilmuwan mengambil kesimpulan dengan melihat bayi yang menonton video berisikan gambar susunan susu atau kerupuk yang didistribusikan secara merata atau tidak merata antara dua orang. Bayi-bayi itu memberikan perhatian lebih ketika distribusi tidak merata, yang menunjukkan mereka terkejut oleh adanya perbedaan. Menariknya, bayi paling sensitif terhadap pelanggaran keadilan dalam pembagian makanan atau paling tidak menunjukkan tanda-tanda altruisme (berbagi mainan mereka sendiri) dalam penelitian selanjutnya.

Bayi menghargai hukuman yang sesuai.

Bayi berumur delapan bulan mengetahui ketika hal-hal buruk terjadi pada orang jahat. Peneliti dari University of British Columbia menyajikan skenario yang berbeda dari boneka yang bertindak negatif atau positif terhadap karakter lain. Kemudian para bayi diminta mengambil mainan dari boneka-boneka “baik” atau “buruk”. Bayi-bayi itu lebih suka boneka yang dianiaya boneka buruk dari situasi pertama dibandingkan dengan mereka yang dirawat baik oleh boneka buruk.

Dari penelitian ini dapat memperlihatkan perilaku sosial anak-anak di kemudian hari. Namun bisa jadi ini juga merupakan sifat bawaan, yang bukan harus dipelajari.

Sedikit yang bersifat altruisme.

Sebuah penelitian mengungkapkan, balita paling bahagia ketika mereka dapat memberikan sesuatu kepada orang lain. Para peneliti merekam perilaku balita, dan mereka menemukan anak-anak itu lebih bahagia ketika mereka melepaskan sesuatu yang mereka miliki. Keinginan balita untuk memberi menunjukkan kemampuan kita memperoleh sukacita dari membantu orang lain yang merupakan bawaan dari sifat manusia.

Balita meniru sebayanya.

Ingin bayi Anda untuk berbagi, makan sayuran, dan tidur siang yang baik? Kelilingi bayi Anda dengan teman-temannya yang berkelakuan baik, demikian menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Cell Biology. Para peneliti menemukan, bayi berumur dua tahun lebih mungkin meniru perilaku jika tiga teman-temannya melakukan hal itu dibandingkan hanya satu temannya saja.

Otak bayi berkembang dengan baik jika bermain musik.

Anda mungkin pernah mendengar tentang hubungan antara musik dan IQ (penelitian terbaru menemukan hubungan antara bermain instrumen musik di masa kecil dan mengurangi risiko demensia di kemudian hari). Penelitian di Kanada baru-baru ini menunjukkan, bayi mendapatkan manfaat dari pembuatan musik. Bayi satu tahun yang mengambil kelas musik interaktif (belajar gerakan tangan untuk lagu-lagu tertentu dan ‘bermain’ instrumen perkusi) memiliki keterampilan komunikasi yang lebih baik dibandingkan bayi yang mengambil kelas yang kurang aktif melibatkan bermain dengan instrumen musik sebagai latar belakang. (rd)