Pengintaian dengan ‘Drone’ Mini

Ade Sulaeman

Penulis

Pengintaian dengan ?Drone? Mini
Pengintaian dengan ?Drone? Mini

Intisari-Online.com - Jika Anda sedang berada di sebuah medan perang seperti Afghanistan dan melihat sebuah mainan seperti helikopter kecil yang terbang di sekitar Anda, mungkin saat itu Anda sedang diintai oleh tentara Inggris.

Helikopter mini tersebut merupakan salah satu tipe dari drone (pesawat tanpa awak), yang disebut Back Hornet, dengan nama resmi PD-100 Personal Reconnaissance System. Didesain oleh Prox Dynamics di Norwegia, pesawat mini ini dipasarkan melalui sebuah firma di Inggris, Marlborough Communications, yang memiliki suatu kontrak senilai US$32 juta dengan pihak militer Inggris untuk 160 buah pesawat tanpa awak.

Masing-masing pesawat memiliki panjang sekitar 200 mm. Beratnya sendiri kurang dari 1kg. Pesawat tanpa awak ini membawa sebuah kamera kecil yang dapat menyiarkan video dan foto yang direkam ke sebuah terminal yang berada dalam genggaman pengendali pesawat tersebut. Sistem kendali sendiri dapat dilakukan secara langsung maupun diprogram dengan memanfaatkan jalur penerbangan dengan bantuan koordinat Global Positioning System (GPS).

Robot terbang mini seperti ini dapat berperan sebagai sistem pengawasan yang tidak dapat dilakukan oleh perangkat yang lebih besar. Sebuah pesawat tanpa awak berukuran penuh sulit untuk terbang sangat rendah karena adanya hambatan di darat muncul sebagai masalah. Selain itu, mereka terlalu besar dan berisik. Jika Anda mencoba untuk melihat posisi pasukan musuh yang mungkin berada di balik batu yang berada tepat di depan Anda, dapat dipastikan Anda memerlukan sesuatu yang lebih kecil dan lincah.

Sersan Christopher Petherbridge dari Brigade Reconnaissance Force di Afghanistan menyatakan pada BBC, “Kita menggunakan alat ini untuk mencari posisi gerilyawan dan meninggalkan area yang terkespos sebelum diketahui musuh, sungguh sebuah aset yang nyata.“

Pesawat tanpa awak ini dapat terbang selama 25 menit dengan kecepatan mencapai 35 km per jam. Mereka dapat mengirimkan data hingga jarak 1 km. Posisi kamera juga dapat diubah, tentunya melalui kendali jarak jauh. Kementrian Keamanan Inggris mengakui mereka sudah menggunakan pesawat ini sejak tahun lalu. (Discovery News)