Intisari-Online.com - Kota Porto Alegre, Brasil, boleh jadi adalah kota pertama di dunia yang menerapkan partisipasi warganya dalam pengelolaan kotanya. Partipasi warga disalurkan dalam setiap proses pengambilan keputusan yang terkait dengan hajat bersama.
Ada dua alasan utama mengapa Porto Alegre bisa sukses. Pertama, kebijakan Anggaran Partisipatif (AP) mereka luncurkan sebagai alternatif dari penolakan mereka atas kebijakan neoliberalisme yang diterapkan pemerintahan nasional Brazil. Program AP itu dicanangkan langsung oleh Partai Buruh Brazil. Itu berarti program ini merupakan kebijakan partai yang mesti dilaksanakan oleh seluruh kader partai.
Di kota Porto Alegre, Partai Buruh memenangkan pemilu melalui koalisinya dengan partai-partai lain, dan itu berarti partai-partai tersebut juga mendukung kebijakan AP itu. Jadi, ada sebuah pembalikkan ideologi pembangunan, dari yang sebelumnya berorientasi neoliberalisme ke ideologi yang pro-rakyat.
Kedua, seluruh kader Partai Buruh, anggota rukun warga, bersama-sama dengan organisasi masyarakat sipil, individu, dan pakar-pakar dari universitas, dan komunitas gereja basis, mengawali pertemuan-pertemuan warga di tingkat komunitas. Tujuannya untuk membicarakan program-program mendesak, membangun struktur organisasi sipil yang mandiri, dan mengelola proses pengambilan keputusan yang demokratis di dalam organisasi tersebut. Selanjutnya bersama-sama dengan pemerintah memutuskan program-program pembangunan dalam setiap tahun anggaran berjalan. Jadi, mesin partai ini bekerja dan hadir setiap hari di tengah-tengah masyarakat, bukan hanya setiap menjelang masa kampanye pemilu.
Kini, model Porto Alegre ini sudah dilaksanakan di lebih dari 131 kota di Brazil, dan kemudian dicontoh oleh kota-kota lainnya di Argentina dan Uruguay.