Khat, Sekali Populer Langsung 'Mati'

Agus Surono

Editor

Khat, Sekali Populer Langsung 'Mati'
Khat, Sekali Populer Langsung 'Mati'

Intisari-Online.com - Tanaman ini mendadak populer ketika artis muda Raffi Ahmad dan teman-temannya digerebek di rumah Raffi. Selang beberapa hari setelah penggerebekan, katinona dan tanaman khat (Catha edulis Forsk.) menghias media. Tanaman yang dikenal sebagai Teh Arab itu pun naik daun. Di wilayah Puncak dan Baturaden tanaman ini sudah lama dibudidayakan. Dari lahan yang berskala ratusan meter persegi hingga yang hektaran.

Padahal, tanaman ini sudah sejak tahun 1965 menghuni salah satu petak di Kebun Raya Cibodas. "Dari katalog tertua yang ada ini, tanaman khat sudah tercatat di sini," kata Rustandi, petugas bagian herbarium Kebun Raya Cibodas, sambil menunjukkan katalog berwarna cokelat kemerahan yang bertahun 1965 itu. Biasanya tanaman masuk katalog setelah tiga bulan berada di Kebun Raya.

Dari katalog itu tercantum asal tanaman ini adalah Afrika Tropis. Belum ada penelitian sejauh ini sebab Kebun Raya lebih berfungsi sebagai tempat penampung tanaman. Bisa jadi setelah ramai tanaman ini bakalan ada yang meneliti.

Tanaman khat banyak ditemui di daerah Afrika (Djobouti, Somalia, Ethiophia, Yaman, Mesir) dan wilayah Semenanjung Arab. Tanaman khat termasuk dalam ordo Celastrales dan Family Celastraceae. Pada masa Mesir kuno tanaman ini dikonsumsi sebagai makanan para dewa. Oleh karena itu, siapa pun yang mengkonsumsi tanaman ini tubuhnya akan memiliki kekuatan spiritual seperti yang dimiliki oleh Para Dewa yang dipuja bangsa Mesir masa lampau.

Seiring dengan menjamurnya komunitas orang Timur Tengah di kawasan Puncak membuat tanaman ini pun populer. "Sekitar tahun 1980-an banyak turis Arab yang memetik daun khat dari sini," kata Rustandi. Beberapa penduduk sekitar Cisarua menanam tanaman ini selain daunnya bisa dijual juga karena bagus sebagai tanaman hias. Bunganya yang putih renik dan bergerombol sangat cantik saat mekar.

Sayangnya, tanaman ini sudah dilarang ditanam sesuai himbauan pihak Kepolisian. "Banyak warga yang takut dan mencabuti tanaman khat dari pekarangannya," ujar Rustandi.

Ingin tahu lebih detail sosok tanaman ini? Ikuti di Intisari edisi April 2013.