Intisari-Online.com - Sampai saat ini disfungsi ereksi (DE) atau impotensi masih merupakan masalah yang menakutkan bagi kaum pria terutama karena dapat menyebabkan ketidakharmonisan hubungan dengan pasangan dan dalam jangka panjang akan menurunkan kualitas hidup penderita DE.
DE merupakan salah satu gangguan fungsi seksual yang umum ditemukan pada pria berusia di atas 40 tahun. Hampir 39% pria dengan DE yang berusia 40 – 70 tahun memiliki tingkat keparahan (gradasi) sedang dan berat, sedangkan sebanyak 52% keparahannya ringan sampai berat. Data dari WHO menyebutkan bahwa tahun 1995 diperkirakan terdapat 152 juta pria penderita DE di dunia dan pada tahun 2025 diperkirakan akan bertambah menjadi 200 – 300 juta orang.
Kebanyakan penderita DE disebabkan penyakit degeneratif yang mereka derita seperti diabetes, hipertensi, penyakit jantung, hiperkolesterolemia, dan lainnya. “Maka disarankan agar pria penderita penyakit degeneratif tersebut sebaiknya kontrol ke urolog untuk memeriksa ada atau tidaknya penyakit ini. Bila DE dideteksi lebih dini, terapinya akan relatif lebih mudah,” jelas dr. Ponco Birowo, SpU, PhD, dari RS Asri Jakarta Selatan.
Berbagai pengobatan telah dilakukan untuk penderita DE dan sudah mengalami kemajuan. Dari terapi obat minum dan non obat minum seperti alat pompa vakum, obat suntik, hingga pemasangan protesis pada penis, terapi hormon, dst. Lalu, ditemukannya obat baru PDE 5i. Kin, sedang diujicobakan dengan gelombang terapi kejut Low-Intensity Ectracorporeal Shockwave Therapy (LI-ESWT) yang tidak memiliki efek samping. (*)