Berjalan Saat Tidur

K. Tatik Wardayati

Editor

Berjalan Saat Tidur
Berjalan Saat Tidur

Ada anak-anak tertentu yang sering atau sesekali mengalami berjalan saat tidur. Pada anak-anak ini saat akan tidur terlihat normal-normal saja, tapi pada jam kedua atau ketiga setelah mereka tertidur, mereka mulai melakukan kegiatan.

Mereka bisa pergi ke ruang lain atau bahkan keluar rumah dan mereka bisa melakukan berbagai kegiatan yang kompleks. Episode ini bisa berlangsung selama 15 menit sampai kira-kira satu jam. Anak tersebut kemudian akan kembali ke ranjangnya, dan keesokan paginya ia tidak ingat apa pun juga yang dilakukannya selama berjalan saat tidur itu. Selama berjalan tidur, mata anak bisa terbuka sebagian atau terbuka lebar, ia bisa menghindari segala sesuatu yang menghalangi jalannya dan mendengar kalau diajak bicara dan biasanya menanggapi perintah, umpamanya saja kalau disuruh kembali ke ranjang.

Mengguncang-guncang anak yang sedang berjalan saat tidur biasanya akan membangunkannya. Ia akan kaget dan heran menemukan dirinya berada di tempat yang tidak terduga.

Penyebabnya

Apa yang menyebabkan seorang anak berjalan saat tidur belum dipahami sepenuhnya. Yang pasti, berjalan saat tidur berlangsung pada fase tidur dengan gerakan mata tidak cepat (non-Rapid Eye Movement). Namun berjalan saat tidur bukanlah tindakan yang dihasilkan oleh mimpi seperti yang selama ini banyak dikira orang.

Umumnya, berjalan saat tidur berkaitan dengan situasi yang menimbulkan kecemasan. Situasi ini bisa saja baru terjadi atau diduga akan segera terjadi.

Penanganan

Psikoterapi, yaitu penanganan gangguan mental dengan memakai beberapa metode psikologis, dianggap berguna dalam menangani berjalan saat tidur. Terapi ini terutama bersifat verbal dan dimaksudkan membantu individu yang sedang mengalami gangguan agar mengubah cara berpikir, merasa dan berperilaku, supaya stres berkurang dan bisa mencapai kepuasan hidup yang lebih besar.

Berbagai Hasil Penelitian

Rekaman gelombang otak, gerakan mata dan parameter-parameter lain menunjukkan bahwa ada empat tahapan tidur, mulai dari tidur-tidur ayam sampai tidur nyenyak.

Menurut hasil penelitian, normalnya, 20% masa tidur orang dewasa berada pada Tahap 1. Ini dianggap sebagai tahap utama untuk bermimpi. Pada tahap ini terjadi gerakan mata yang cepat atau Rapid Eye Movement (REM). Dari sisa masa tidur, kira-kira 60% termasuk Tahap 2 dan 3 dan kira-kira 20% lagi merupakan tidur nyenyak yang termasuk Tahap 4. Walaupun mimpi bisa terjadi pada tahapan setelah Tahap 1, namun hal itu disebut sebagai tidur non-REM atau NREM. Setiap individu melewati keempat tahap ini dalam siklus 90 menit mulai dari tidur-tidur ayam sampai tidur nyenyak dan kembali ke tidur-tidur ayam lagi.

Walaupun kita tidak tahu tepatnya peran REM dan tidur nyenyak dalam memelihara kenormalan fungsi-fungsi fisiologis dan psikologis, kemungkinan besar pola tidur yang terganggu karena depresi, skizofrenia dan gangguan-gangguan mental lain memainkan peran penting yang saling berkaitan.