Intisari-Online.com – Dalam lingkungan keluarga, emosi bisa diumbar dan bisa membekas sangat dalam. Rumah adalah laksana dunia miniatur, karena di sini ditemukan kekuatan-kekuatan yang membentuk kepribadian, perasaan yang kelak menentukan kualitas dan kuantitas hubungan anak dengan kelompok sebayanya dan pada akhirnya dengan orang-orang dewasa yang dekat dengannya atau yang menjadi pasangan intimnya.
Walaupun selama masa bersekolah anak-anak tidak begitu terpaku di rumah, namun pengaruh orang tua pada masa ini tetap besar. Rumah merupakan tempat membentuk berbagai peraturan, gagasan serta berbagai nilai yang akan diterapkan anak dalam menghadapi hidup dan masyarakat di dalam kehidupannya.
Berikut ini adalah beberapa gambaran singkat bentuk keluarga tempat anak-anak cenderung mendapat ciri-ciri perilaku negatif.
Keluarga antisosialDalam keluarga ini, orangtua secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi, melakukan berbagai perbuatan yang melanggar norma dan kepentingan masyarakat. Anak-anak dalam keluarga seperti ini bisa saja diajari atau meniru tindakan yang tidak jujur, penipuan dan berbagai perilaku serta sikap yang tidak baik, yang dilakukan orang tuanya.
Keluarga yang kacauDalam keluarga yang kacau, anak-anak cenderung rentan mengalami berbagai gangguan psikologis. Di sini, orangtua yang bertingkah aneh dan berkepribadian abnormal bisa membuat rumah terus-menerus menjadi ajang pergolakan emosional.
Keluarga yang tidak mampuKeluarga jenis ini tidak mampu menghadapi berbagai masalah hidup mereka akibat kekurangan sumber daya. Mereka tidak bisa memberi rasa aman dan tenteram yang dibutuhkan anak-anaknya. Selain itu, mereka juga tidak cukup mampu membimbing dan memberikan dukungan pada anak-anaknya untuk mengembangkan keterampilan yang diperlukan agar sukses dalam hidup.
Keluarga yang terpecahKeluarga semacam ini biasanya terbentuk akibat kematian salah satu orang tua, karena perceraian, perpisahan atau sebab lain. Anak-anak keluarga ini menderita karena adanya perasaan tidak aman dan kompleks penolakan.
Ibu mengancam akan pergiPada beberapa keluarga, ada ibu-ibu yang sering mengancam untuk meninggalkan atau bahkan benar-benar meninggalkan keluarganya untuk suatu jangka pendek tertentu. Dalam keluarga semacam ini, anak biasanya menunjukkan gejala yang disebut mother-anxiety. Seringkali anak memperlihatkan sikap bermusuhan terhadap ibunya.
Kerenggangan antara ibu dan ayahDalam keluarga di mana hubungan antara kedua orangtua sangat renggang, ibu cenderung memuaskan kebutuhannya akan kasih sangat dengan sangat memanjakan putranya, terutama putra sulung. Ia menggunakan putranya sebagai alat untuk menimbulkan rasa kesal pada suaminya. Akibatnya, timbul permusuhan antara ayah dan putranya. Akibatnya, timbul permusuhan antara ayah dan putranya. Anak laki-lakinya secara terbuka akan menyalahkan ayahnya sebagai biang keladi dari berbagai masalah keluarga yang terjadi. Titik kritis terjadi ketika ibu yang sangat tertekan, kehilangan kendali dan berbalik menyalahkan putranya sebagai sumber masalah.
Ibu menderita penyakit mentalDalam keluarga di mana ibu menderita penyakit mental, dan gangguan penyakitnya sudah mencapai tahap di mana anggota keluarganya hampir tidak tahan lagi tinggal bersamanya. Dalam hal ini sampai membuat si ayah berusaha pergi dari rumah, mencari sumber kesenangan lain. Akibatnya kehadirannya di rumah jadi terasa semakin singkat.
Kurang perhatian ibuIbu yang kurang memperhatikan anak biasanya akan menyerahkan pengasuhan anaknya pada nenek atau wanita lain. Dalam situasi ini, anak akan mengembangkan dan menunjukkan cinta kasihnya kepada orang yang mengasuhnya atau kepada ayahnya.
bersambung....