Intisari-Online.com – Ada sejumlah perilaku tidak benar yang tidak hanya umum terjadi, tetapi seakan-akan diterima dalam masyarakat. Misalnya saja, keinginan seorang anak untuk menyontek waktu ulangan atau ujian, atau tidak sepenuhnya jujur dalam transaksi bisnis.
Anak kecil umumnya memiliki keinginan alamiah untuk mendapatkan semua yang mereka inginkan. Bagi anak prasekolah mengambil suatu benda tanpa sepengetahuan orang lain dianggap sebagai perkembangan perilaku normal. Namun, pada anak usia sekolah, perbuatan itu bisa termasuk mencuri.
Apa penyebabnya?
Ketidakjujuran yang dilakukan orangtua di rumah bisa mendorong kecenderungan mencuri pada anak-anak. Jika orang tua mencuri, kemungkinan anak akan melakukan perbuatan erupa. Teladan buruk dari teman-teman, balas dendam, kepribadian antisosial, kemiskinan dan sebagainya, merupakan penyebab utama seorang anak mencuri. Kalau orang tua tidak memenuhi kebutuhan anak, anak akan mencuri. Mencuri biasanya dimulai di rumah, terutama dimulai dengan mencuri dari ibu dan ayah. Sekali si anak berhasil melakukannya, ia merasa terdorong untuk mengulanginya terus. Anak-anak dari keluarga antisosial dan keluarga miskin memiliki kemungkinan paling besar untuk mencuri.
Bagaimana menanganinya?
Kalau seorang anak mencuri, ia harus diminta untuk mengembalikan benda itu kepada pemiliknya, betapa pun memalukan dan sulitnya situasi. Cobalah mencari tahu apa penyebab anak sampai mencuri dan atasilah penyebab itu. Orangtua juga harus menahan diri untuk tidak mencuri dan untuk berperilaku baik agar menjadi panutan anaknya.
Konflik dalam keluarga, terutama antara orangtua dan anak, harus diselesaikan. Anda harus memenuhi kebutuhan anak yang memang benar-benar diperlukannya. Selain itu, perhatikan juga teman-teman sepergaulannya. (How To Shape Your Kids Better)