Intisari-Online.com - Banyak anak-anak sekarang yang oleh Marc Prensky digambarkan sebagaidigital natives. Dalam tulisan ilmiahnya,Digital Natives, Digital Immigrants, para bocah ini dideskripsikan sangat cepat menguasai gadgetbaru. Terbiasa melihat orangtuanya berkutat dengan perangkat digital, kemampuan mereka dalam beradaptasi dengan teknologi relatif tinggi. Umumnya kemampuan ini dimiliki oleh generasi yang lahir di era perkembangan internet dan teknologi komunikasi.Apple iPad, komputer tablet yangdiluncurkan awal2010 lalu , termasuk salah satugadgetyang kini sering jadi mainan sebagian anak di dunia. Padahal,awalnya komputertablet dimaksudkan untuk mengisi kebutuhan pebisnis supersibuk akan komputer yang jauh lebih portabel darilaptop.Desain iPad yang ringan (seberat 730 g,setebal 8,8 mm),dengan bentukseperti papan gambar mungil,layar sentuh yang terang, serta pengoperasiannya yang amat mudah dipahami,memungkinkan anak-anak untuk menyukainya pula.Belum lagipilihan aplikasi edukatifyang tersedia cukup banyak, sehingga iPadmenjadigadget favoritkeluarga saat ini.Dari aneka aplikasi iPad untuk anak yang sering diunduh ,game menempati urutan puncak. Permainan favorit bukan saja yang menghibur, tapi juga yangmendidik. Namun, kekhawatiran terbesar para orangtuadari penggunaan iPad pada anak-anak adalah timbulnya perilaku kecanduan.Demi mencegah anak kecanduan iPad, tentu saja solusi terbaikadalah menetapkan aturan penggunaan yang jelas, serta konsistenmenegakkannya. Hal ini, menurut Dr. Suci Martiningsih Wibowo, ada hubungannya dengan teori Psikologi Perkembangan.Baginya, agar anak berkembang dengan optimal,merekaperlu berkembang secara kognitif, motorik, dan sosial.“Apabila sepanjang hari dia sibuk dengangadget-nya, bisa dipastikan ada dari aspek-aspek tersebut yang gagal untuk dipenuhi,” tegas dosen senior Psikologi Perkembangan Universitas Padjadjaran ini.Dr. Vic Strasburger, anggota dewan komunikasi dan media dari Persatuan Pediatris Amerika (AAP) juga mendorong orangtua untuk membatasi“waktu layar” hanya maksimal dua jam per hari.Kesimpulan dari Monica Villa, pendiri situs The Online Mom, tentang anakdan teknologi boleh kita simak. Baginya, anak perlu dibekali pengetahuan teknologi agar tangguh berkompetisi, namunanak dan orangtuanya juga harus belajar untuk tidak tenggelam dalam teknologi.Jadi, boleh saja main tablet tapi ada batasan. (Intisari Oktober 2011)