Intisari-Online.com – Kita perlu menyadari bahwa diri kita merupakan pusat dan penentu segala-galanya, bukan hal-hal di luar diri manusia itu sendiri. Diri kita sendiri itulah yang dapat membuat kita bahagia, gembira, dan damai. Sebaliknya diri kita sendirilah yang dapat membuat hidup kita tidak bahagia, susah, dan sedih. Kalau demikian halnya itu berarti yang membuat hidup kita bahagia bukan hal-hal di luar diri, tetapi suasana yang berasal dari dalam diri kita sendiri.
Sering kali kita memandang bahwa lingkungan sekitar, orang lain, situasi sekitar kehidupan, itulah yang membuat hidup menjadi bahagia. Pandangan demikian tidak salah dan tidak sepenuhnya tepat. Faktor di luar diri memang sangat mempengaruhi keadaan dan suasana batin dan perasaan kita, tetapi faktor-faktor tersebut sama sekali tidak menciptakan kebahagiaan diri. Yang menciptakan kebahagiaan ialah keadaan batin kita sendiri.
Lalu, bagaimana kita menciptakan suasana hati, suasana hidup yang bahagia? Bagaimana usaha-usaha di dalam membuat hidup ini menjadi bahagia? Ingat, kebahagiaan tidak ditentukan oleh suasana kehidupan di luar diri sendiri, entah itu lingkungan, sesama dan hal-hal lain di luar diri.
Untuk menciptakan hidup yang bahagia, kita perlu memahami bahwa:
Pertama, kebahagiaan tidak terletak pada barang, situasi atau keadaan, kedudukan atau status hidup, keberhasilan-keberhasilan yang diraih, maupun sesama atau orang lain. Alasan utama adalah segala sesuatu yang berada di luar diri kita bersifat sementara, tidak tetap, selalu berubah setiap waktu.
Kedua, untuk menciptakan hidup bahagia, kita perlu menerima diri apa adanya. Artinya kita tidak perlu membanding-bandingkan kehidupan kita dengan kehidupan orang lain. Kalau kita diberikan harta yang cukup, terimalah itu. Kalau kita tidak memiliki harta yang cukup, hiduplah dengan apa yang ada dan berusahalah secara perlahan-lahan.
Ketiga, bersyukur dan berterima kasihlah atas segala anugerah yang Tuhan limpahkan secara cuma-cuma kepada kita atas kehidupan ini. Ingatlah bahwa hidup ini datangnya dari Tuhan. Dan hanya dalam Tuhan, kita dapat hidup. Semua yang kita miliki termasuk diri kita sendiri merupakan anugerah Tuhan kepada kita.
Keempat, pandanglah segala sesuatu secara positif dan berusahalah untuk selalu melihat segalanya dari sisi baiknya. Percayalah bahwa dalam segala sesuatu yang tampaknya buruk atau tidak baik, bila kita melihatnya dari segi positif, akan mendatangkan nilai-nilai yang baik dari kehidupan kita.
Kelima, bersikaplah sabar terhadap kehidupan, terhadap sesama dan terhadap segala yang terjadi. Kadangkala hidup berjalan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Segala sesuatu sering kali terjadi di luar jangkauan pemahaman kita. Untuk itu kita perlu sabar menghadapi semua yang terjadi dan menerimanya sebagai bagian dari hidup kita.
Keenam, hindarilah sikap menyalahkan orang lain atau situasi dan menganggap diri paling benar atau paling baik. Jangan pernah kita menyalahkan orang lain atau kejadian yang ada di seputar hidup kita, tetapi berusahalah untuk merefleksi diri sendiri dan melihat ke dalam diri sendiri.
Ketujuh, berusahalah untuk meraih yang terbaik bagi diri sendiri sesuai kemampuan diri. Jangan sekali-kali kita memaksakan diri berjalan sesuai dengan kehendak dan pemikiran diri sendiri, tetapi biarkanlah diri berjalan sesuai dengan ritmenya.
Kedelapan, usahakanlah untuk tidak menggerutu dan membenci diri sendiri. Bebaskan diri dari sikap-sikap ini dan berusaha untuk mencintai dan menyayangi diri dengan cinta yang kita peroleh dari Tuhan.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR