Intisari-Online.com -Autisme adalah salah satu keabnormalan perkembangan yang mempengaruhi interaksi sosial, komunikasi, dan terkadang proses pembelajaran. Namun, para penyandang autisme ini menunjukkan kemampuan fokus yang lebih baik saat melakukan pekerjaan. Penelitian yang dipublikasikan di Journal of Abnormal Psychology. Para peneliti dari University College London, Inggris, juga menunjukkan bahwa dari presentasi acak yang diberikan, orang dengan autisme bisa mendeteksi informasi yang dikategorikan “penting” dengan lebih baik.
Berkaitan dengan itu, penyandang autisme ini juga bisa lebih sensitif terhadap gangguan fokus, seperti sinar atau suara, yang bisa dengan mudah diacuhkan oleh orang yang tidak menyandang autisme.
Profesor Nilli Lavie dari University College London menduga bahwa kombinasi kemampuan fokus dan mudahnya fokus mereka terpecah tersebut akibat kapasitas pemrosesan informasi yang lebih tinggi dibandingkan orang yang tidak autis.
“Penelitian sebelumnya yang meneliti otak remaja pada umumnya menjelaskan perbandingan untuk profil kognitif yang unik dari otak orang dengan autisme,” kata Profesor Lavie. Orang yang memiliki kapasitas penerimaan informasi yang besar dapat memproses lebih banyak informasi. Itu juga termasuk informasi yang irelevan, yang sulit untuk diacuhkan. Penelitian ini menunjukkan bahwa orang dengan autisme bukannya mudah terpecah fokusnya, namun lebih karena kemampuan proses informasi yang lebih besar.
Profesor Lavie, bersama dengan Dr. Anna Remington dan Dr. John Swettenham dari University College London menguji hipotesis ini kepada 16 sukarelawan berusia dewasa yang autis. Hasil uji mereka dibandingkan dengan hasil uji 16 remaja lain, kali ini tanpa autisme. Materi yang diuji adalah kapasitas penerimaan informasi di otak mereka.
Tugasnya adalah menatap sebuah lingkaran dengan huruf yang berkedip-kedip di layar, dan mencari beberapa huruf yang ditarget oleh lingkaran tersebut. Pada saat bersamaan, responden diminta untuk mendeteksi bentuk kecil berwarna abu-abu yang kadang muncul di luar lingkaran tadi.
Ketika hanya satu atau dua huruf yang berkedip di layar, para peneliti menemukan bahwa kedua kelompok remaja ini dapat menemukan hurufnya dan mendeteksi bentuk berwarna abu-abu tadi. Tapi ketika tes dipersulit dengan menambah jumlah huruf yang berkedip secara signifikan, terlihat bahwa remaja tanpa autisme kinerjanya semakin melemah. Sedangkan remaja dengan autisme, mereka mampu mendeteksi bentuk-bentuk tambahan yang dimunculkan sama baiknya di tes yang lebih sulit. Ketika tes ditingkatkan level kesulitannya, semakin terlihat performa remaja dengan autisme mengungguli kelompok yang satunya.
Profesor Lavie menjelaskan bahwa penelitian ini mengonfirmasi orang dengan autisme mempunyai kapasitas penerimaan informasi lebih besar dibandingkan degan orang tanpa autisme. Hal ini dapat dilihat ketika ujian tingkat kesulitannya ditambah, yang artinya proses informasi di otak juga bertambah.
Profesor Lavie percaya bahwa hasil penelitian ini bisa membantu menjelaskan kenapa orang dengan autisme, salah satunya adalah sindrom Asperger, bisa mendapatkan karier tinggi seperti di bidang teknik informatika, yang membutuhkan konsentrasi tinggi dan kemapuan memproses informasi yang begitu banyak dari layar komputer.
Penelitian ini juga dapat digunakan lembaga autisme dan keluarga untuk membantu individu autis mengembangkan kebisaan mereka dengan meningkatkan kemampuan penerimaan informasi.
Peneliti juga mendapatkan petunjuk bahwa autisme dan sindrom savant saling berhubungan. Savant adalah suatu kondisi ketika seseorang mempunyai kemampuan yang luar biasa atas satu bidang, namun berkebalikan dengan perkembangan keseluruhan individu tersebut. Kasus savant yang terkenal adalah Stephen Wiltshire (yang mampu menggambarkan sebuah skenario film yang dilihatnya dalam beberapa detik dengan detail yang menganggumkan). Ada juga Kim Peek (yang kisahnya difilmkan dalam Rain Man).
Para peneliti berpendapat bahwa kemampuan yang luar biasa ini, sedikit banyak, merupakan bentuk kapasitas penerimaan informasi mereka yang besar.