Atasi Depresi Ibu Baru

K. Tatik Wardayati

Editor

Atasi Depresi Ibu Baru
Atasi Depresi Ibu Baru

Intisari-Online.com – Banyak pengalaman ibu-ibu yang sehabis melahirkan dikatakan akan mengalami perasaan depresi. Sesudah beberapa hari atau beberapa minggu di rumah, sebagian ibu mulai merasa tidak kompeten, kewalahan, dan ditimpa rasa lelah luar biasa. Hampir setiap malam bayi terbangun, menangis kuat, dan sulit ditenangkan. Ibu pun merasa tidak lagi bisa tidur dengan tenang. Energi rasanya terkuras hanya untuk mengurus bayi. Belum lagi ibu juga dituntut mengurus suami dan anak yang lain, termasuk mengurus pekerjaan rumah tangga sehari-hari. Celakanya lagi si ibu sudah harus kembali bekerja di kantor.

Ketegangan pun menumpuk, ibu jadi kehilangan nafsu makan, dan gairah terhadap banyak hal, termasuk dari pergaulan sosial. Muncul perasaan “aku ini ibu yang tidak becus”. Semua perasaan ini menumpuk jadi satu dan menekan si ibu. Inilah kondisi yang dikenal sebagai post partum blues.

Namun, umumnya selang beberapa minggu atau beberapa bulan kemudian masa ini akan berlalu dan disebut masa post partum depression. Bila masa ini dirasakan berat sebaiknya bicarakan dengan dokter dan suami. Jangan menunggu sampai keadaan semakin parah.

Untuk mengatasinya ibu harus mampu mengatur waktu terutama untuk beristirahat (minta suami dan anggota keluarga lain untuk lebih banyak membantu). Berolahragalah secara teratur, konsumsi makanan yang sehat. Tingkatkan rasa percaya diri, yakinkan diri bahwa Anda adalah ibu yang baik dan cakap. Bergabunglah dengan ibu-ibu lain sehingga bisa berbagi pengalaman dan bisa banyak belajar. Bila perlu, konsultasi dengan psikolog atau psikiater.

Selain itu, ada beberapa hal yang bisa dikerjakan:

  • Meluangkan waktu untuk diri sendiri. Jalan-jalan di kompleks perumahan, pergi ke pasar swalayan, coba untuk tidur terutama saat bayi sedang tidur.
  • Susun jadwal kegiatan berdasarkan prioritas.
  • Jangan berusaha untuk menjadi superwoman.
  • Menyadari bahwa setiap bayi adalah individu unik yang tidak dapat disamaratakan. Bayi rewel mungkin saja karena temperamennya dan tidak ada kaitannya dengan ibu.
  • Menyadari bahwa ada ibu lain yang juga mengalami hal yang sama.
  • Tak perlu malu untuk meminta pertolongan kepada keluarga, tenaga medis, atau teman.
Pada saatnya, keadaan akan membaik sehingga ibu dan bayi laiknya dua pihak yang sedang berdansa dengan langkah seirama. Satu sama lain memberikan respons dalam harmoni. Bila suatu saat keadaan kembali terasa berat, camkan di hati bahwa segala masalah pasti bisa diatasi dengan efektif. Bahwa Anda berdua akan kembali dilingkupi keajaiban dansa yang indah. (Bayiku Anakku)