Intisari-Online.com – Buku adalah jendela dunia. Melalui buku kita bisa mendapatkan banyak pengetahuan, sayangnya kebiasaan membaca pada anak-anak mulai memudar.
Menurut beberapa peneliti dari Gothenburg University di Swedia, komputer dan game adalah penyebab mengapa anak-anak tidak mau membaca. Mereka juga kehilangan minat untuk pergi ke perpustakaan untuk meminjam buku.
“Ketertarikan mereka dalam membaca mengalami penurunan karena lebih suka bermain komputer,” kata Profesor Monica Rosen, pemimpin penelitian. “Tapi ini tidak berarti mereka memiliki kemampuan akademik rendah.”
Penelitian ini membandingkan minat baca dari aanak usia 9 dan 10 tahun di Swedia, Amerika Serikat, Italia, dan Hungaria. Sejak tahun 1991, minat baca di Amerika Serikat dan Swedia terus menurun. Tapi meningkat pada anak-anak di Italia dan Hongaria karena mereka tidak memiliki komputer di rumah.
Anak-anak di Amerika Serikat dan Swedia juga jarang pergi ke perpustakaan. Mereka tidak ingin menghabiskan waktu santai mereka dengan membaca buku. Dalam penelitian ini, juga mengungkapkan minat baca anak laki-laki lebih rendah dibandingkan anak perempuan. Mereka lebih suka bermain komputer daripada membaca.
Sementara, minat baca anak Indonesa pun sangat memprihatinkan. Berdasarkan studi lima tahunan yang dikeluarkan oleh Progress in International Reading Literacy Study (PIRLS) pada tahun 2006, yang melibatkan siswa sekolah dasar (SD), hanya menempatkan Indonesia pada posisi 36 dari 40 negara yang dijadikan sampel penelitian.
Berdasarkan penelitian Human Development Index (HDI) yang dikeluarkan oleh UNDP untuk melek huruf pada tahun 2002 menempatkan Indonesia pada posisi 110 dari 173 negara. Posisi tersebut kemudian turun satu tingkat menjadi 111 di tahun 2009.
Pemerintah dalam hal ini berkewajiban untuk mengevaluasi yang ada. Bila ingin mengembangkan minat baca anak, isi bacaan, motivasi, fasilitas, dan kebiasaan membaca harus diperhatikan karena menyangkut pembaca itu sendiri. (*)