Intisari-Online.com - Sebuah survei yang dilakukan SecurEnvoy menyatakan, 66 persen orang yang memiliki ponsel mengalami nomophobia (no-mobile-phone-phobia), yaitu rasa takut saat kehilangan telepon genggam. Namun, tampaknya hasil survei tersebut sedikit bertentangan dengan hasil survei mengenai keluhan tentang penggunaan ponsel: orang-orang kerap tidak cukup sering menggunakan ponselnya.
Hanya sedikit pengguna ponsel khawatir dirinya menghabiskan terlalu banyak waktu pada ponsel. Mayoritas menyatakan ponsel mereka tidak mengganggu mereka dalam bekerja, mereka tetap bisa melupakan pekerjaan di akhir pekan dan tidak mengganggu perhatian mereka pada orang lain. Temuan ini berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Pew Internet & American Life Project.
Nyatanya, terdapat temuan bahwa hampir 40 persen pengguna ponsel menyatakan mereka sering mendapat keluhan dari orang lain karena mereka tidak segera memberi respon ketika mendapat telepon ataupun pesan singkat. Tiga puluh tiga persen lainnya menyatakan mereka pernah mendengar keluhan bahwa mereka tidak cukup sering memeriksa ponselnya.
Baterai yang mati atau jaringan yang buruk menjadi dua alasan yang “sah” atas terjadinya penundaan respon. Delapan persen responden yang menyatakan mereka frustasi apabila menemukan baterai ponsel mereka hampir habis. Hanya 12 persen responden menyatakan buruknya jaringan sebagai masalah besar.
Terkadang, kita memang benar-benar tidak ingin menjawab panggilan di ponsel, misalnya karena sedang sibuk. Tapi, tidak semua orang merasa bersalah ketika mengabaikan ponselnya.
Meski di antara mereka menganggap ponsel sebagai cara utama untuk terhubung dengan internet, 57 persen memeriksa pesan pada ponsel meski mereka tidak mendapat panggilan masuk. Enam puluh persen lainnya bahkan tidur bersama ponsel mereka. (TechNewsDaily)