Disiplin: Tegas atau Permisif?

Agus Surono

Editor

Disiplin: Tegas atau Permisif?
Disiplin: Tegas atau Permisif?

Intisari-Online.com - Mendisiplinkan seringkali mengarah pada makna menghukum. Orangtua cenderung menggunakan hukuman dalam upaya mendisiplinkan anak. Mereka membentak, memarahi, menampar, memaki, mengurung anak di kamar, dan sebagainya. Ingat, pendisiplinan dan hukuman tidaklah sama. Bila digunakan secara benar, hukuman merupakan bagian kecil dari keseluruhan proses pendisiplinan.

Bersikap tegas (strict) atau permisif tampaknya menjadi persoalan besar bagi kebanyakan orangtua baru. Untuk sebagian kecil orangtua, hal tersebut masih menjadi persoalan yang mencemaskan, terlepas dari seberapa banyak pengalaman yang mereka punyai.

Menurut Shalini Mitra dalam bukunya The Art of Successful Parenting, menjadi tegas atau permisif bukanlah persoalan riilnya, karena toh kita tidak bisa menarik garis batas atau menetapkan standar untuk ketegasan atau permisifitas.

Orangtua baik hati yang tak takut untuk bersikap tegas ketika menganggap hal itu perlu untuk si anak dapat membuahkan hasil yang baik entah dengan ketegasan moderat atau permisivitas moderat. Sebaliknya, ketegasan yang dibangun dari rasa marah/kejam atau permisivitas yang "tanggung" justru tak menghasilkan yang baik. Jadi, persoalan riilnya adalah semangat macam apa yang digunakan orangtua dalam mengelola anak, dan apakah hal itu memang menumbuhkan sikap baik pada anak.

Dalam mendisiplinkan anak, latar belakang orangtua juga menjadi faktor penting. Wajarlah kiranya bila Anda cenderung membesarkan anak dengan cara sebagaimana Anda dulu dibesarkan. Jika cara orangtua Anda itu lumayan tegas dalam soal kepatuhan, sikap, jenis kelamin, dan kejujuran, maka tak mengherankan bila hal tersebut menurun ke Anda ketika mengasuh anak.

Barangkali Anda mengubah teori berdasarkan apa yang pernah Anda dengar dan baca. Namun ketika anak Anda melakukan sesuatu yang buruk menurut pengalaman masa kecil Anda, bisa jadi Anda malah lebih geram, bimbang, atau lebih marah. Tak perlu malu soal ini, karena setiap masa memang memiliki nilai yang berbeda.

Apa pun teori yang telah digunakan orangtua Anda untuk membesarkan Anda, apa pun teori dan filosofi yang Anda gunakan untuk membesarkan anak Anda, itu tak masalah. Yang pasti, tujuan pendisiplinan yang umum digunakan di semua generasi adalah mengajarkan bagaimana membuat keputusan.

Pendisiplinan mencakup segala hal yang kita lakukan, seperti juga telah dilakukan orangtua kita, untuk mengajarkan kepada anak-anak cara membuat atau mengambil keputusan yang lebih baik. Pendisiplinan adalah mengajari anak-anak mengambil pilihan yang lebih baik mengenai perilaku mereka.

Jadi, ini mengajari anak untuk bertanggung jawab dan berpikir tentang diri mereka. Ini mengajarkan bahwa mereka memiliki "kekuasaan" untuk memilih bagaimana mereka harus berperilaku. Jelas, dari segi definisi dan tujuan, pendisiplinan bukanlah hukuman.