Intisari-Online.com – Memaafkan adalah state of mind yang melibatkan pikiran, perasaan, dan tindakan tertentu. Suatu hal dinyatakan masuk ke dalam konteks memaafkan apabila ada pikiran yang mempersepsi bahwa pada suatu peristiwa: ada seseorang atau sesuatu yang melakukan ketidakadilan terhadap diri Anda.
Anda kemudian lebih memilih menjadi objek ketimbang menjadi subjek. Pikiran tersebut memicu munculnya perasaan marah, kecewa, kesal, geram, dan putus asa.
(Baca juga:Meminta Maaf Memang Baik tapi Tetap Ada Aturannya! Begini Caranya)
Perasaan yang wajar terjadi. Tidak mudah bagi sebagian orang untuk memaafkan orang lain. Padahal, orang yang memaafkan mendapatkan manfaat nyata daripada orang yang tidak memaafkan, seperti:
- Tekanan darah jadi lebih normal.
- Penurunan stres.
- Kemarahan mereda.
- Memiliki keterampilan mengelola kemarahan yang lebih baik.
- Tekanan jantung menurun.
(
Baca juga:Orangtua, Saat Kita Bersalah Pada Anak Segeralah Minta Maaf, Jangan Sampai Anak-anak Salah Tanggap)
- Risiko rendah atas penyalahgunaan alkohol dan narkoba.
- Menurunkan gejala-gejala depresi yang rendah.
- Gejala-gejala kecemasan yang rendah.
- Rasa nyeri akut menurun.
- Lebih bersahabat.
(
Baca juga:Merasa Sulit untuk Meminta Maaf? Cobalah Beberapa Cara Sederhana Ini!)
- Hubungan yang lebih sehat.
- Keberadaan Anda yang prima.
- Merupakan tindakan klinis yang bermanfaat bagi pasien bertekanan darah tinggi yang rasa marahnya cepat naik.
- Meningkatkan kesehatan jiwa dan raga.
- Mengurangi rasa nyeri punggung yang akut.
Mari, maafkanlah, niscaya dadamu akan lapang. (
Forgiveness therapy)