Intisari-Online.com – Ikatkan tali celemek, ambil sendok, atau ambil palu. Lalu bantu orang lain. Yang memperoleh keuntungan tak hanya yang kita bantu, namun kita yang membantu pun memperoleh keuntungan. Sebuah penelitian menemukan, beberapa jam setiap minggu membagi waktu untuk orang lain meningkatkan kesehatan.
Tim kolaborasi peneliti dari beberapa lembaga mengumpulkan data lebih dari 70.000 responden. Tim peneliti memusatkan perhatian mereka pada rincian kesehatan dan relawan, dan melihat secara khusus pada kasus “organisasi relawan”, seperti membantu orang asing dalam pengaturan kelembagaan seperti dapur umum atau kelompok kebersihan lingkungan.
Ternyata, membantu orang lain dengan suka rela secara signifikan dapat mengurangi risiko kematian seseorang. Bahkan setelah disesuaikan dengan beberapa faktor, termasuk komplikasi kesehatan sebelumnya. Penelitian ini menyimpulkan, tingkat kematian menurun 24 persen di antara mereka yang membantu dengan sukarela secara teratur.
Ada apa di balik semua ini? Ketika kita membantu orang yang membutuhkan, perasaan berguna dan mementingkan orang lain dapat menyebabkan otak menghasilkan lebih banyak oksitosin dan getaran progesteron baik, zat kimia yang mengekang stres dan mengurangi inflamasi berbahaya, demikian tulis peneliti Morris Okun, PhD., seorang profesor psikologi di Arizona State University.
Karena penuaan sering disertai dengan masa transisi (seperti pensiun) yang berarti kehilangan peran dan tanggung jawab, relawan dapat membantu para senior dalam mencapai tujuan. Memang, beberapa penelitian lain telah menunjukkan, pekerjaan sukarela mengurangi risiko penyakit dan membantu orang dewasa sembuh dari depresi.
Tugas kita sederhana: sumbangkan waktu kita, dan kita akan mendapatkan kembali sebanyak yang kita berikan. Penelitiani ini tidak menghasilkan pedoman khusus seberapa sering kita harus sukarela agar berpengaruh pada kesehatan, namun penelitian sebelumnya menyebutkan 1 atau 2 jam dalam seminggu cukuplah untuk meningkatkan kesejahteraan.