Membangun Empati pada Anak

K. Tatik Wardayati

Editor

Membangun Empati pada Anak
Membangun Empati pada Anak

Intisari-Online.com - Untuk memerangi bullying dan membuat sekolah menjadi tempat yang aman untuk belajar, sudah saatnya kita melakukan pencegahan. Apa yang dapat kita lakukan untuk mencegah perilaku buruk terjadi?

Dimulai dengan mengembangkan kemampuan anak-anak untuk berempati, untuk memahami pikiran dan perasaan orang lain, serta menyesuaikan tindakan mereka. Lima tips sederhana ini mungkin bisa dicoba dengan anak-anak Anda.

  • Menggunakan kartu perpustakaan. Membacakan cerita fiksi merupakan alat yang ampuh untuk membangun empati. Dengan melangkah ke dunia khayalan, anak-anak belajar untuk memahami dan menghargai perspektif yang berbeda. Ketika membacakan buku atau mendiskusikannya, berhati-hatilah untuk tidak membahas apa yang terjadi, tapi mengapa hal itu terjadi – mengapa karakter tertentu merasa seperti itu dan apa yang menyebabkannya membuat pilihan tertentu.

  • Pilih video game dengan bijaksana.Video game kekerasan membuat anak-anak lebih rentan terhadap kekerasan, namun dampaknya terhadap kemampuan empati anak-anak lebih pasti. Para peneliti menemukan, anak-anak yang bermain video game kekerasan cenderung lebih kecil reaksinya ketika teman-teman mereka marah, dan lebih mungkin memukul kembali ketika dipukul.

  • Mendorong kelompok bermain.Istirahat merupakan waktu ketika anak-anak belajar keterampilan dan mengembangkan sosial serta emosional. Mintalah anak-anak bermain berkelompok pada saat istirahat dan berpikir dua kali sebelum melarang mereka bermain sebagai hukuman.

  • Buatlah prioritas yang jelas.Ujian atau ulangan di sekolah hanyalah salah satu ukuran keberhasilan. Yang sama pentingnya adalah kebugaran anak secara sosial dan emosional. Kemampuan mereka untuk menjalin hubungan yang bermakna dan bekerja dengan orang lain untuk memecahkan masalah. Berikan semangat kepada anak-anak ketika mereka menunjukkan empati dan mendapat nilai ujian yang bagus.

  • Jadilah model.Di atas segalanya, ingatlah Anda adalah guru yang terbaik bagi anak Anda. Berbagi cerita saat Anda merasa sedih. Ceritakan bagaimana perasaan Anda dan apa penyebabnya serta apa yang Anda lakukan untuk mengatasinya. Jangan langsung memberikan hukuman ketika anak Anda menyakiti orang lain, tanyakan padanya bagaimana dia membuat orang lain sakit, dan bagaimana bila dia yang disakiti. Seringkali, perilaku adalah sinyal dari kebutuhan dasar yang belum terpenuhi. Bantulah anak mengartikan mengapa ia berperilaku seperti itu, dan apa yang mungkin akan dilakukan setelahnya.