Intisari-Online.com - Berbagai paparan informasi yang diterima anak tak bisa sepenuhnya dapat dikontrol orangtua. Akibatnya, kadang orangtua mendengar kata-kata khas orang dewasa atau bahkan menjurus kasar keluar dari mulut si kecil. Ini pertanda bahwa lingkungan sekitar berdampak buruk terhadap pertumbuhannya. Namun sebagai orangtua yang bertanggung jawab, kita harus bersikap bijak.
Tanpa harus menghakimi si kecil, inilah tiga hal yang bisa dilakukan orangtua sebagaimana disarankan Anna Surti Ariani, psikolog keluarga dan anak dari Klinik Terpadu Universitas Indonesia, Depok.
Pertama, mengabaikan begitu saja kata-kata tidak pantas yang diucapkan anak. Misalnya dengan berpura-pura tidak mendengar atau berpura-pura salah dengar. Kemudian kita ajak mengobrol soal lain atau mengarahkan perhatiannya ke hal yang positif. “Ini seringkali efektif karena anak perhatiannya teralihkan,” kata Nina.
Selama ini orangtua salah kaprah karena cenderung memperhatikan kata-kata “jelek” dari si anak. Padahal jika berbuat baik, anak justru alpa dari perhatian mereka. Ujung-ujungnya, anak akan mengucapkan kata-kata “kurang pantas” untuk mendapatkan perhatian.
Kedua, menerapkan teknik “aksi-konsekuensi”. Cara ini dilakukan dengan menghitung kata-kata yang tidak boleh diucapkan anak di rumah. Bila anak mengucapkan kata itu dalam jumlah tertentu, dia harus menanggung konsekuensinya. Misalnya, jika anak mengucapkan kata itu hingga 10 kali, maka jatahnya untuk menonton hilang. Dengan begitu, anak akan berpikir untuk menguranginya atau bahkan tidak mengucapkannya lagi.
Ketiga, meningkatkan kemesraan orangtua dengan anak. Di akhir pekan kurangilah intensitas kita dengan gawai (gadget) atau aktivitas lain yang tidak relevan. Habiskan waktu kita untuk bercengkrama dengan anak dan pasangan.