Intisari-Online.com –Dalam tinjauan terhadap penelitian dari 15 negara, ditemukan bahwa keluhan sakit kepala, sakit punggung, sakit perut, masalah kulit, masalah tidur, mengompol, atau pusing lebih dari dua kali lebih sering terjadi di kalangan anak-anak yang menjadi korban bullying.
Hasil ini sejalan dengan penelitian sebelumnya, yang menunjukkan bahwa dokter anak dan orangtua harus waspada terhadap tanda-tanda yang mungkin menjadi petunjuk bahwa seorang anak menjadi korban intimidasi. Terkadang gejala yang muncul bisa bertahan lama, dan sayangnya, baru akan hilang seiring dengan semakin rendahnya harga diri mereka.
Konsekuensi paling serius dari bullying adalah bunuh diri. Namun masalah kesehatan ini juga dapat mempengaruhi kualitas hidup banyak anak selama beberapa tahun. Tiga puluh peneliti tersebut meneliti kaitan antara diintimidasi dan masalah psikosomatik pada anak-anak dan remaja kemudian dibandingkan dengan anak-anak dengan rekan-rekan yang tidak diganggu.
Secara keseluruhan, ditemukan bahwa anak-anak yang diintimidasi 2,17 hingga 2,39 kali lebih mungkin untuk melaporkan rasa sakit dan gejala fisik lainnya, termasuk kegelisaan, sulit tidur, merasa lelah, dan nafsu makan yang buruk.
Tentu saja, tidak setiap anak yang diintimidasi akan mengembangkan gejala-gejala ini, dan tidak setiap anak dengan gejala-gejala seperti ini telah menjadi korban gangguan, jelas peneliti. Namun anak-anak dengan penyakit fisik yang tidak biasa ini jelas lebih mungkin menjadi korban intimidasi.
Anak-anak tidak dapat berkomunikasi dengan orang dewasa, termasuk dengan teman mereka tentang masalah bullying mereka. Nah, hal-hal fisik seperti inilah yang dapat menjadi tanda peringatan penting agar jangan sampai kita kehilangan mereka. (Health24)