Intisari-Online.com -Selain faktor perkembangan diri, kepedulian anak akan yang akan penampilan diri juga dibentuk oleh lingkungan. Tidak bisa dipungkiri, media massa – terutama media elektronik seperti televisi, media cetak, dan media online – membuat anak melek penampilan.Di media cetak, misalnya, ada majalah anak yang menyajikan rubrik fesyen. Sedangkan di televisi, maraknya ajang pencarian bakat yang menampilkan anak-anak berpakaian keren serta dikagumi banyak penggemar juga memberi dampak.Sering kali orangtua menghendaki anaknya ikut ajang pencarian bakat. “Jadi sekarang orangtua mulai sadar bahwa yang namanya cerdas itu bukan hanya di sekolah tetapi juga di luar sekolah,” ungkap Nina.Faktor lain yang mempengaruhi cara anak berpenampilan adalah pola asuh orangtua. Jika orangtua sadar fesyen, maka anak juga melek fesyen. Ia meniru orang terekat, yaitu orangtua.Obsesi kepingin sempurnaPertanyaannya sekarang: kepedulian anak akan penampilan diri itu negatif atau positif?Jawaban Nina: negatif kalau si anak mulai menuntut orangtua untuk selalu membelikan baju baru sesuai dengan keinginannya. Ini bisa membuat anak jadi konsumtif.Apabila anak terlalu peduli penampilan, ia bisa memicu gangguan. Ia selalu ingin tampil sempurna. Jika keinginannya tidak didapat, akan terbentuk rasa ketidakpuasan. Mungkin tidak hanya kepada pakaian, tetapi juga pada bentuk tubuhnya.Menurut Nina, apabila anak tidak didampingi dengan pola asuh yang baik, ketidakpuasaannya bisa mengarah kepada masalah serius. Mungkin dia akan melakukan diet untuk mendapatkan bentuk tubuh ideal seperti yang dia lihat di media.Dalam tingkat berlebihan, ketidakpuasan itu disebut Body Dimorpic Disorder (BBD), gangguan berupa obsesi untuk selalu menyempurnakan bagian tubuh yang tidak disukai atau dianggap buruk padahal kekurangan itu tidak disadari orang lain. Contoh, ia berdiet untuk mendapatkan tubuh langsing, padahal orang lain tidak menganggap dia gemuk. Dalam jangka panjang, BBD sangat merugikan.Namun di balik dampak negatif, terselip juga hal positif pada diri seorang anak yang sadar akan penampilan. Si anak bukan hanya rapi dalam berbusana, tetapi juga menarik dan enak dipandang. Lagi pula, apabila kesadaran akan penampilan berkembang menjadi hobi, maka ketertarikan anak terhadap fesyen bisa mendorong prestasi.Tengoklah Tavi Gevinson, penulis fesyen belia yang terkenal di Amerika. Ia menjadi perhatian publik karena ketertarikannya pada dunia fesyen yang diungkapkan melalui blog pribadinya. Di dalam blog Style Rookie yang ditulisnya sejak usia 12 tahun, ia banyak berkomentar tentang fesyen. Tiga tahun kemudian, blognya ramai dikunjungi hingga empat juta orang per bulan.Nama Tavi Gevinson semakin dikenal publik setelah The New York Times mengangkat profilnya. Pada usia 15 tahun, Tavi Gevinson mendirikan Majalah Rookie, media online yang fokus pada fesyen remaja.Di usia yang sama, ia pun mulai fokus menulis tentang budaya pop dan feminisme. Tavi Gevinson adalah salah satu contoh positif yang bisa diadopsi anak-anak yang sadar penampilan. -Selesai-