Intisari-Online.com -Si kecil Adi sedang asyik meluncurkan mobil-mobilannya di tumpukan pasir yang ada di halaman rumahnya. Tumpukan pasir itu telah dibuatnya sebagai jalur jalan.Tapi keasyikan bocah berusia 5 tahun itu tiba-tiba terganggu oleh seruan mamanya. "Aduh ... Adi, jangan main pasir! Kotor! Itu 'kanbanyak kumannya. Ayo, cepat cuci tangan!" Kontan kegembiraan Adi langsung sirna. la pun bengong, tak tahu harus berbuat apa.Penggunaan kata "jangan" dalam momen tersebut ternyata malah membuat Adi bingung. "Kenapa aku enggak boleh main pasir ya? Padahal 'kan asyik. "Mungkin begitu yang terlintas di benaknya. Tentu saja tidak mengherankan jika Adi tidak bisa langsung mengerti mengapa ibunya melarangnya bermain dengan pasir. Pasir'kan bukan sesuatu yang berbahaya.Itulah salah satu contoh mengapa orang tua sering kali hanya bisa melarang dengan mengatakan "jangan" tetapi tidak bisa menjelaskan lebih lanjut alasannya. "Padahal, kata yang lebih efektif untuk menghentikan anak melakukan hal tersebut adalah STOP," jelas parenting psychologist, Eli Risman,S.Psi.Menurut Elly, untuk menerapkan konsep mendidik anak tanpa berkata jangan ini, ada tiga langkah yang harus Anda perhatikan.1. Mulai dengan STOP!Dengan menggunakan kata STOP, anak-anak akan lebih mudah memahami apa yang diinginkan orang tuanya, yaitu berhenti melakukan apa yang sedang dikerjakannya.Sedangkan kata "jangan" justru membuat anak bingung karena dilarang melakukan sesuatu tanpa alasan yang jelas. Anak-anak cenderung lebih berpikir kongkret. "Jadi, sebuah kata perintah harus sejelas-jelasnya untuk anak-anak," imbuhnya.2. Teruskan dengan penjelasanSetelah mengucapkan STOP, segera lanjutkan dengan penjelasan agar si anak mengerti mengapa ia sampai harus menghentikan keasyikannya. Misalnya bermain pasir seperti Adi.Anda dapat mengucapkan: "STOP main pasirnya. Nanti tangan kamu kotor. Yo, kita cuci tangannya." Lebih baik lagi jika saat mengucapkannya, Anda meraih tangannya dan menuntunnya untuk segera mencuci tangan. "Gunakan kalimat yang penuh informasi. Short and simple," tutur Elly. Pesan ini akan lebih efektif jika didukung dengan gesture (gerak isyarat) yang kasat mata.3. Berikan alternatifSebagai langkah terakhir, tawarkan alternatif lain sebagai pengganti kegiatan sebelumnya. Hal ini penting agar anak tidak kebingungan mencari kegiatan dan malah jadi ngambek. Umumnya anak lebih mudah dialihkan perhatiannya (distracted).Misalnya dalam kasus main pasir seperti dicontohkan sebelumnya, tawarkan permainan lainnya. "Yo, kita main mobil-mobilan di ruang tengah saja". Atau "Kita latihan mewarnai yo". Dengan melakukan hal tersebut, anak akan merasa nyaman karena walaupun keasyikannya dihentikan, tetapi ia memperoleh alternatif permainan yang lain, yang tak kalah mengasyikkannya.Jika pola ini dilakukan berulang kali setiap kali si anak melakukan kegiatan yang kurang baik, maka ia akan memperoleh pesan yang ingin disampaikan orang tuanya secara lengkap dan menyeluruh. Perlahan lahan ia akan mengerti jika ia diminta menghentikan melakukan sesuatu, pasti ada alasannya.Selain itu, yang paling penting, ia akan paham bahwa orang tuanya akan memberikan tawaran kegiatan lain."lnti dari konsep ini adalah mengenalkan konsekuensi dari perbuatan yang dilakukan anak,"tegas Elly.Singkatnya, konsep mendidik tanpa berkata jangan ini mengikuti alur proses: STOP – penjelasan – solusi atau alternatif.-bersambung-