Intisari-Online.com -Sebetulnya, semua bayi suka mengisap jarinya.Sebelum seorang bayi dapat meraih benda-benda di sekitarnya, mereka sudah bisa menemukan tangannya, dan sangat alamiah jika lantas tangan "yang baru ditemukan" tersebut dimasukkan ke dalam mulutnya.Awalnya, proses memasukkan jari tangan ke dalam mulut itu terjadi karena kebetulan. Namun bayi dengan cepat belajar, bahwa kegiatan memasukkan jari ke dalam mulut ternyata bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan. Akibatnya, mereka pun melakukannya secara terus-menerus. Kalau kebiasaan ini tak tak kunjung hilang sampai anak besar, Jacinta F. Rini, MSi, project consultant dari Harmawan Consulting menyarankan beberapa langkah untuk menghentikan kebiasaan itu:1. Motivasi SendiriOmelan orang tua agar anak menghentikan kebiasaan mengisap jari tidaklah efektif. Tumbuhkan motivasi dari dalam diri si anak. "Misalnya, anak diberi tahu, bahwa mengisap jari tidak baik, karena kuman di lipatan jari bisa masuk ke dalam perut" papar Jacinta.Dengan pemaparan ilmiah sederhanayang masuk akal, maka motivasi untuk berhenti mengisap jari akan tumbuh dari dalam diri si anak sendiri.Motivasi dari si anak akan lebih ampuh dibandingkan dengan motivasi yang datang dari orang tua. Dokter gigi mungkin bisa juga menolong, dengan mengatakan, "Sekarang waktunya kamu untuk berhenti mengisap jari, karena jika tidak, gigimu akan tonggos."2. "Adik sudah besar"Tak perlulah Anda mengatakan kebiasaan mengisap jari si buah hati sebagai kebiasaan yang kekanak-kanakkan. Gunakan saja setiap kesempatan yang ada untuk memberi penghargaan atas aktivitas "orang besar" yang sudah bisa dilakukan sendiri oleh anak. Misalnya ke kamar mandi, mengancingkan baju, atau makan sendiri. Semakin banyak penghargaan yang diberikan atas aktivitas sebagai "anak yang sudah besar" akan semakin mudah membuang sisa-sisa kebiasaan di masa bayi.3. Beri penggantiYakinkan bahwa mulut anak Anda selalu sibuk beraktivitas. Bercakap-cakap, bernyanyi, menirukan bunyi-bunyi alat musik, atau sesekali minum dari sedotan, bisa memuaskan kebutuhan anak akan oral gratification dan melupakan keinginan untuk mengisap jari.4. PenghargaanPakai table chart yang menarik bikinan sendiri. Berilah tanda bintang (atau apa pun) pada tabel jika anak tidak mengisap jari. Jika anak mengisap jari, tabel dibiarkan kosong. Ini bisa menjadi pemicu buat anak untuk mengumpulkan gambar bintang sebanyak-banyaknya.5. Jika masih gagal jugaJika segala cara di atas sudah dilakukan, tapi anak masih saja "hobi" mengisap jari, mungkin diperlukan cara yang lebih drastis. Misalnya, memanfaatkan plester (band aid) bergambar lucu. Plester yang dilekatkan di jari ini bisa membantu menjadi pengingat anak jika keinginan mengisap jari muncul.6. Konsultasi ke dokterCampur tangan dokter diperlukan jika anak mengisap jari secara obsesif, dan bersikap penyendiri atau depresi. Bisa jadi, kebiasaan itu tidak sekadar "kebiasaan buruk" semata, tetapi merepresentasikan masalah lain yang lebih serius.