3 Langkah Menjadi Ayah yang Hangat

Birgitta Ajeng

Penulis

3 Langkah Menjadi Ayah yang Hangat
3 Langkah Menjadi Ayah yang Hangat

Intisari-Online.com –Banyak orang beranggapan, pengasuhan anak dalam keluarga menjadi porsi ibu. Namun kini bukan hanya ibu yang penting, tetapi orang tua, dan orang tua itu dua: ayah dan ibu. Dari sini mulai dikembangkan konsep orang tua yang baik dan hangat.Nah, untuk menjadi ayah yang hangat memang tidak berhenti pada saat anak lahir. Justru ketika itulah proses awal menjadi ayah yang baik dimulai. Irwanto, Ph.D. dari Pusat Kajian Pembangunan Masyarakat Unika Atmajaya, Jakarta, berbagi tips tentang cara menjadi ayah yang hangat.1. Persiapan dimulai sebelum anak lahirSalah satu persiapan penting menjadi ayah yang efektif adalah persiapan sebelum anak lahir. Disanaayah belajar memahami anak, misalnya dengan mendengarkan cerita ibu tentang anaknya yang sedang dikandung, belajar mengganti popok dengan menggunakan boneka, dan sebagainya. Sayang, banyak laki-laki yang tidak percaya diri untuk mengasuh anak. Sebaliknya, istri jangan lalu mengejek suaminya, misalnya ketika salah memandikan bayi.2. Menyediakan waktu khusus buat anakUntuk menjadi ayah yang baik, memang tidak mudah. Kesibukan kerja telah merampas waktu buat anak. Nah, agar anak tak kecewa, harus diupayakan menyediakan waktu khusus untuk mereka. Kalau hal ini diabaikan, orang tua akan sukar untuk bisa dekat dengan anak.Dengan waktu yang terbatas orang tua tidak bisa berbicara banyak. Dalam arti memberi peluang seluas-luasnya bagi anak untuk bercerita dan didengarkan. Sebaliknya, seringnya pertemuan juga tak menjamin keharmonisan apabila di dalamnya selalu diwamai percekcokan. Jadi, waktunya jangan terlalu besar dan mutunya jangan terlalu buruk.3. Mencari jalan keluarSempitnya waktu yang sering dijadikan alasan tidak bisa kontak lebih lama dengan anak sebenarnya dapat dicarikan jalan keluar. Seperti, mengantar anak ke sekolah atau menemani anak berenang saat akhir pekan.Dari berbagai literatur terungkap, semakin besar dukungan ayah terhadap anak, semakin tinggi perilaku positif anak. Jadi, ayah yang selalu mendukung dan menunjukkan perhatiannya itu akan mereduksi perilaku negatif si anak.