Intisari-Online.com -Pendiam tidak sama dengan pemalu. Masyarakat saja yang sering menggeneralisirnya. Psikolog Lembaga Psikologi Terapan (LPT) UI Jakarta, Mira D. Amirmenyebut: orang pemalu bisa sekaligus pendiam, tetapi pendiam belum tentu pemalu.Kalau sifat pendiam seperti yang sudah dideskripsikan di atas, sedangkan orang pemalu senantiasa khawatir tentang pemikiran orang lain terhadapnya. Kurang percaya diri, cemas, atau gelisah saat menghadapi orang lain atau berkumpul dalam lingkungan sosial. "Kalau dituntut tampil atau bicara di depan publik, orang pendiam bisa lancar. Orang pemalu justru merasa takut akan penilaian orang lain, sehingga sering gugup atau tidak pede," jelasPsikolog Lembaga Psikologi Terapan (LPT) UI JakartaMira D. Amir.Bernardo J. Carducci, direktur Shyness Research Institute Indiana University Shouteast, AS, mengungkapkan: berada bersama orang lain akan menguras energi orang pendiam. Sedangkan orang pemalu justru malah takut dengan situasi seperti itu. Akhirnya cenderung menghindar. Orang pemalu sebenarnya sadar sifat ini negatif, tapi orang pendiam tidak.Dari segi komunikasi, si pendiam bukan tidak bisa berkomunikasi dengan individu lain. Tetap ada kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri mereka lewat berkomunikasi. Minimal, bentuk komunikasi paling sederhana seperti pertanyaan yang jawabannya: ya atau tidak.Lantas bagaimana saat mereka marah atau kesal? Mira memastikan, orang pendiam jelas mengalami perasaan emosional seperti sedih, marah, atau kesal. "Mereka cenderung tidak melampiaskannya secara langsung, melainkan pada sesuatu yang lain, misalnya menulis di buku harian, tetapi ini pun kembali pada kecerdasan emosional masing-masing individu," katanya. (bersambung)--Tulisan ini dimuat di Majalah Intisari Edisi Oktober 2009, ditulis oleh T. Tjahjo Widyasmoro dan Dhini Gilang Prasastidengan judul asli “Dunia Senyap Kaum Pendiam”.