Pedofilia (2): Pedofilia Muncul karena Rendah Diri

Birgitta Ajeng

Editor

Pedofilia (2): Pedofilia Muncul karena Rendah Diri
Pedofilia (2): Pedofilia Muncul karena Rendah Diri

Intisari-Online.com -Pedofilia juga perlu dibedakan dari homoseksual. Tidak semua pedofil memiliki orientasi seksual terhadap anak yang sama jenis kelaminnya dengan mereka. Data statistik menunjukkan bahwa pedofilia yang berorientasi homoseksual hanya sepertiga dari jumlah pedofilia keseluruhan.Penyebab pedofilia perlu dipahami dari aspek biologis, psikologis, dan sosial, yang saling terkait. Secara biologis memang belum ditemukan pola genetik yang khas pada para pedofil. Namun diyakini bahwa pedofilia disebabkan oleh tingginya hormon testosteron yang merupakan hormon seks laki-laki. Pandangan ini masuk akal mengingat 95% pedofil berjenis kelamin laki-laki.Dari sudut psikologis, pengalaman masa kanak-kanak sebagai korban pedofilia ditengarai sebagai penyebab utama seseorang menjadi pedofil. Mereka belajar dengan mengamati bahwa kepuasan seksual dapat diperoleh dari anak- anak. Bisa jadi pula mereka rendah diri menyadari dirinya adalah korban pedofilia. Akibatnya mereka cenderung menutup diri dan pergaulan pun jadi terbatas.Terkait dengan hal di atas, kurangnya keterampilan untuk membina hubungan akrab dengan orang lain juga menjadi salah satu penyebab pedofilia. Mereka tidak dapat menjalin hubungan intim dengan orang dewasa yang sebaya. Dalam kondisi ini, tidak ada yang lebih nyaman selain berinteraksi dengan anak-anak, yang mudah didekati tanpa melakukan perlawanan sebagaimana dahulu yang terjadi pada mereka.Harga diri yang rendah juga menjadi faktor penyebab. Mereka merasa tidak memiliki kelebihan, atau merasa gagal dibandingkan dengan pasangan atau teman-temannya. Menguasai anak, mengancam, dan memanipulasinya, merupakan suntikan bagi harga diri para pedofil. Orang yang merasa rendah diri juga mudah mengalami depresi dan kecemasan. Dalam kondisi ini, melakukan pelecehan seksual terhadap anak dijadikan cara melepaskan ketegangan.Dari segi sosial ditemukan pelaku pedofilia kebanyakan berasal dari kalangan sosial ekonomi rendah. Sebagian bahkan tidak memiliki pekerjaan. Ditambah dengan tingkat pendidikan yang umumnya kurang memadai, mereka sulit menemukan cara penyelesaian masalah yang efektif. Akibatnya mereka mudah terkena stres dan menggunakan anak untuk mengatasi rasa tertekan atau ketegangannya akibat stres.Pedofilia adalah penyimpangan seksual yang paling meresahkan karena korbannya anak-anak. Dampaknya secara luar biasa mengubah kehidupan korban. Apalagi kebanyakan pelaku adalah orang yang dekat dengannya. Ketidakmampuan mempercayai orang lain, rendahnya harga diri, ketakutan untuk menjalin hubungan akrab dengan lawan jenis, ketergantungan obat-obatan, depresi, hambatan seksual, atau sebaliknya berlebihan dalam hal seksual, dan gangguan lainnya dapat dialami korban. Bukan tidak mungkin, korban akan menjadi pedofil dan menimbulkan korban-korban baru.Mengingat dampak yang begitu panjang dan beruntun, pedofil perlu ditangani. Hukuman penjara perlu dipadukan dengan penanganan medis dan psikologis. Menurunkan level testosteron dan memberikan lutenizing hormone-releasing hormone (LHRH) adalah penanganan medis yang sering dilakukan untuk menurunkan dorongan seks dan ereksi. Tetapi dua terapi ini tidak mengurangi ketertarikan pedofil terhadap anak.(Bersambung)--Tulisan ini dimuat di Majalah Intisari Edisi April 2010, ditulis oleh Ester Lianawatidengan judul asli “Cegah Pedofil Beraksi".