Asma Memicu Peningkatan Risiko Keropos Tulang Penderitanya

Chatarina Komala

Editor

Asma Memicu Peningkatan Risiko Keropos Tulang Penderitanya
Asma Memicu Peningkatan Risiko Keropos Tulang Penderitanya

Intisari-Online.com - Menggunakan kortikosteroid (obat hormonal) dalam jangka waktu yang panjang untuk mengobati asma diketahui meningkatkan risiko osteoporosis. Namun, sebuah penelitian terbaru menunjukkan, ternyata penyakit asma memicu peningkatan risiko keropos tulang penderitanya.(Baca juga: Asma Hendaknya Tak Hanya Dikendalikan Lewat Obat-obatan)

Para peneliti menganalisis rekam medis dari 7.034 orang di Korea Selatan, di mana sekitar 433 di antaranya memiliki gejala yang disebut dengan “airway hyperresponsiveness” (saluran penapasan di dalam paru-paru pasien sangat sensitif dan serangan asma bisa mudah terjadi walaupun pemicunya tak begitu besar) atau asma.

Dari hasil rekam medis tersebut, para peneliti menemukan, partisipan yang didiagnosis asma memiliki kepadatan tulang lebih rendah ketimbang mereka yang tidak mengidap asma. Adapun hal tersebut kentara pada kepadatan mineral tulang yang rendah terutama di tulang belakang bagian bawah (lumbar spine).

Setelah memperhitungkan faktor-faktor seperti indeks massa tubuh , usia, jenis kelamin dan riwayat merokok , para peneliti menemukan bahwa kemungkinan penderita mengidap osteopenia atau osteoporosis adalah 1,72 kali lebih tinggi di antara mereka yang memiliki “airway hyperresponsiveness”, dibandingkan dengan yang tidak. Hal ini menunjukkan, secara tidak langsung, penyakit asma memicu peningkatan risiko keropos tulang penderitannya.(Baca juga: Facebook Pemicu Asma)

"Temuan ini menunjukkan bahwa kepadatan mineral tulang atau BMD (bone mineral density) dan AHR (airway hyperresponsiveness) atau asma saling berkaitan erat, meskipun hubungannya secara kausal tidak dapat dijelaskan dengan tepat," tulis para peneliti dalam sebuah studi yang berjudul Annals of Allergy, Asthma & Immunology..

Sementara itu, para peneliti berspekulasi bahwa penderita asma mungkin menghadapi risiko osteoporosis lebih tinggi karena kekurangan vitamin D. (Huffingtonpost)