Intisari-Online.com - Sebuah penelitian baru mengungkap, penderita migrain berisiko terkena silent stroke. Silent stroke ini adalah salah satu jenis stroke iskemik yang ditandai dengan bekuan darah di pembuluh yang memasok darah ke otak. Meski tanpa gejala atau tanda, namun efeknya masih cukup besar, yakni menimbulkan kerusakan pada bagian otak yang dalam jangka panjang memicu kehilangan memori.
(Baca juga: Golongan Darah Berpengaruh Terhadap Risiko Stroke)
Namun Dr. Teshamae Monteith, M.D., pemimpin studi, mengungkap, risiko ini masih relatif kecil.
"Saya tidak percaya penderita migrain perlu khawatir, karena risiko stroke iskemik pada penderita migrain dianggap kecil," kata Monteith dalam sebuah pernyataan. "Namun, mereka yang punya riwayat migrain dan faktor risiko vaskular mungkin seharusnya mempertimbangkan untuk merubah gaya hidup dan mengurangi risiko stroke, seperti berolahraga, mengonsumsi makanan rendah lemak atau mengonsumsi banyak buah dan sayuran."
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan, penderita migrain berusia muda memiliki risiko stroke yang lebih tinggi. Namun, tak tergantung pada usia mereka, penderita migrain disarankan untuk mendiskusikan sakit kepala yang diderita dengan dokter.
(Baca juga: Makan Sayur dan Buah Mengurangi Risiko Stroke)
"Meski penderita migrain berisiko terkena silent stroke, kami masih tidak tahu apakah pengobatan untuk migrain akan berdampak pada pengurangan risiko stroke," kata Monteith dalam sebuah pernyataan, "namun, mencari pengobatan dari spesialis migrain jika sakit kepala yang diderita berada di luar kendali, adalah sebuah ide yang baik." (Huffingtonpost)
Penulis | : | Chatarina Komala |
Editor | : | Chatarina Komala |
KOMENTAR