Intisari-Online.com - Ridwan Kamil masuk rumah sakit. Kabar terbaru menyebutkan bahwa orang nomor satu di Kota Bandung itu didiagnosis terkena demam berdarah. Laki-laki yang akrab disapa Kang Emil itu telah dirawat di rumah sakit sejak Minggu (8/1) kemarin.
Lepas dari itu, jangan pernah menyepelekan penyakit ini.
Dengan risiko kematian mencapai 0,9 persen, terlihat betapa mematikannya demam berdarah. Apalagi kasus penyakit ini mencapai 140 ribu setiap tahunnya.
"Kalikan saja 0,9 persen dengan 140.000, sudah 1.400 dalam setahun. Sehingga dalam sebulan paling tidak rata-rata ada 100 kematian karena DBD di Indonesia," kata dr.Leonard Nainggolan, Sp.PD, pada 2014 lalu.
Ia menjelaskan, mematikannya demam berdarah terjadi jika pasien tidak bisa melewati fase kritis dengan baik. Pada fase kritis, virus dengue penyebab DBD mulai beraksi merusak celah antarsel di pembuluh darah.
Ketika celah antarsel ini melebar, maka cairan pada darah akan keluar melalui celah ini. Diketahui, darah terdiri dari dua komponen yaitu plasma yang berupa cairan dan sel darah. Meski plasma darah bisa keluar, namun celah tidak cukup besar untuk sel darah untuk keluar.
"Jika plasma darah keluar, maka darah akan menjadi lebih kental, karena konsentrasi sel darah berbanding dengan plasma akan lebih banyak dari yang biasanya," tutur dia.
Ia menganalogikan dengan cairan gula. Bila satu sendok gula biasa dilarutkan dalam satu gelas air, larutan gula akan lebih pekat bila gula hanya dilarutkan dalam setengah gelas air.
Nah, komplikasi pengentalan darah inilah yang berakibat fatal. Leonard menjelaskan, darah yang lebih kental akan lebih sulit dialirkan ke seluruh tubuh. Lama kelamaan organ-organ tubuh akan kekurangan pasokan oksigen dari darah.
Kurangnya oksigen pada organ akan menganggu fungsinya. Jika dibiarkan, pasien akan mengalami kegagalan multiorgan dan meninggal. Bukti betapa mematikannya demam berdarah.
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR