Intisari-Online.com- Sebagian besar dari Anda mungkin pernah mengalami hal ini: merasa begitu lelah karena bekerja terlalu keras sepanjang hari, lalu saat Jumat malam, Anda menghadiahi diri Anda sendiri dengan tidur lebih awal dan lebih banyak. Namun, ketika Anda bangun di keesokan harinya, alih-alih segar dan "terpuaskan" tubuh Anda justru terasa tambah berat dan seringkali juga diikuti sakit kepala. Jika kurang tidur bisa membuat masalah, lalu mengapa sudah tidur, tetapi masih lelah? Apa sebabnya?(Baca juga: Awas, Kelebihan atau Kekurangan Tidur Tingkatkan Depresi!)Para ilmuwan menyebutnya sebagai mabuk tidur. Ini mirip seperti rasa mabuk akibat alkohol-namun penyebabnya adalah waktu tidur yang berlebihan. Akibatnya, Anda merasa lesu, sangat lelah, sebab bagian otak yang berfungsi mengontrol siklus harian tubuh Anda tidak siap dan "kebingungan" menghadapi siklus tidur yang berubah ekstrem. Tubuh manusia sendiri punya aktivitas bahwa sadar yang disebut dengan ritme sirkadian. Ritme ini mengatur mekanisme waktu, termasuk jam bangun-tidur secara alami, yang mengontrol periode aktivitas manusia. Pada akhirnya, ritme ini berhubungan dengan siklus proses fisiologis dan biologis yang umumnya berfluktuasi pada jadwal-jadwal tertentu selama 24 jam-membuat manusia cenderung merasa lebih energik dan waspada selama jam-jam tertentu, dan merasa lesu di waktu lainnya.Ketika Anda tidur terlalu banyak, maka secara tidak langsung Anda telah mengubah siklus dan ritme Anda sebelumnya. Anda mungkin akan bangun pada pukul 11 pagi, sementara di hari sebelumnya, tubuh Anda telah efektif bekerja pada pukul 7 pagi. Inilah yang kemudian akan merangsang rasa kelelahan, membuat Anda merasa sudah tidur, tetapi masih lelah-mirip dengan proses jet lag.Tidur berlebihan juga berbahayaNah, tidur yang berlebihanbukan hanya merusak seluruh rencana liburan yang mungkin telah Anda siapkan di akhir pekan. Jika hal ini terjadi terus menerus, maka Anda juga rentan pada risiko diabetes, serangan jantung, dan obesitas. Harvard's massive Nurse Health Study menemukan, orang-orang yang tidur selama 9 sampai 11 jam di malam hari mengalami masalah memori dan lebih mungkin terkena risiko penyakit jantung ketimbang orang yang tidurnya berkualitas selama delapan jam (sebab orang yang tidur kurang dari delapan jam punya risiko yang lebih besar).Sayangnya, The Harvard Nurses Study memperkirakan bahwa tidur berlebihan-yang awalnya adalah upaya untuk menghadiahi diri sendiri- ini mempengaruhi sekitar 4 persen dari populasi. Biasanya, orang-orang ini adalah mereka yang bekerja dengan jam kerja aneh, punya situasi tidur yang tidak nyaman, atau mengalami gangguan tidur.Orang-orang yang bekerja dini atau bahkan di malam hari mungkin tidur secara berlebihan di saat yang berbeda. Misalnya, mereka bangun sebelum matahari terbit, dan tidur ketika matahari keluar. Untuk hal ini, dokter menyarankan untuk menggunakan tirai gelap dan lampu buatan untuk menyeimbangkan hal itu-ketimbang mengonsumsi obat-obatan atua suplemen.Tidur haruslah nyaman
Ketika Anda tidur, siklus tubuh Anda berada dalam tahapan yang berbeda. Otot, tulang, dan jaringan lain melakukan perbaikan selama Anda tidur nyenyak. Namun, jika tempat tidur Anda, atau situasi kamar tidur yang berantakan dan tidak nyaman, maka Anda akan kelelahan, sulit tidur, kemudian menjadi "sangat butuh istirahat". Inilah yang akhirnya mengakibatkan Anda tidur lebih lama.(Baca juga: Berapa Lama Kita Harus Tidur?)