Intisari-online.com - Memilih jenis kelamin anak dalam proses pembuahan lebih ditentukan oleh faktor ayah ketimbang ibunya.
Sebab, ujar dr. Aloysius Suryawan, Sp. OG dari RS Immanuel Bandung,laki-laki memiliki kromosom X dan Y, sedangkan perempuan hanya memiliki kromosom X.
Jika kromosom X dari ayah yang berhasil membuahi sel telur ibu yang memiliki kromosom X, kromosom janin menjadi XX, yang berarti anak perempuan.
Demikian sebaliknya, jika kromosm Y yang membuahi sel telur, kromosom janin menjadi XY, yaitu anak laki-laki. “Selain ayah, hal lain yang berperan dalam jenis kelamin anak adalah kondisi asam atau basa yang sedang terjadi pada vagina,” katanya.
Jika hubungan terjadi pada saat kondisi vagina dalam keadaan basa, maka kemungkinan besar anak akan berjenis kelamin laki-laki.
Tetapi jika sedang dalam keadaan asam, jenis kelamin si anak mungkin perempuan.
Hal itu terjadi karena kromosom Y, yang membentuk jenis kelamin laki-laki, bergerak lambat jika berada dalam kondisi asam.
Ini akibat dari kromosom Y yang tidak tahan dengan suasana asam. Sedangkan dalam kondisi basa, pergerakannya akan lebih cepat.
(BACA JUGA:Panjang Jari Tunjukan Panjang Penis?) Menurut Aloysius, memang hanya dua faktor itulah yang menentukan jenis kelamin anak. Itu pun tidak 100%.
Walaupun mungkin keadaan vagina dalam keadaan asam dan pergerakan kromosom Y menjadi lambat, masih ada kemungkinan pergerakan kromosom X tidak langsung menuju ke sel telur.
“Bisa jadi si kromosom X-nya belok di tengah jalan, sehingga justru si kromosom Y yang lambat itulah yang akhirnya berhasil membuahi ovum,” kata Aloy. Sementara itu, dalam bukunya yang berjudul How to Choose the Sex of Your Baby, Dr. Landrum Shettles menyatakan bahwa suasana asam atau basa pada vagina bisa dikondisikan sehingga kita bisa memilih jenis kelamin anak.
Salah satunya dengan posisi hubungan seks. Kalau ingin suasana vagina menjadi asam, posisi missionary sangat dianjurkan.
Sedangkan jika menginginkan suasana basa, maka posisi woman on top bisa dilakukan.
Menurut Aloy, posisi ini menyebabkan perempuan akan mengalami orgasme terlebih dahulu.
“Saat perempuan mengalami orgasme, maka kondisinya akan basah dan itu menimbulkan kondisi basa.” Selain posisi hubungan seks, faktor lain yang dapat membantu adalah faktor makanan yang dikonsumsi, karena makanan akan mempengaruhi faktor asam atau basa yang dialami seorang perempuan.
Untuk menciptakan suasana asam, maka dianjurkan untuk mengonsumsi makanan yang mengandung garam, magnesium dan kalsium.
Contohnya adalah produk susu dan olahannya (misalnya keju atau yoghurt).
Sedangkan kalau ingin mendapatkan suasana basa, sebaiknya ibu mengonsumsi sayuran. Aloy menjelaskan, ada pula cara yang melakukan pemisahan kromosom dari sperma. Caranya adalah dengan mengambil sperma, lalu memisahkan kromosom X dan Y-nya.
Jika menginginkan anak perempuan, maka kromosm X yang akan dimasukkan ke dalam vagina. Sebaliknya, jika ingin anak laki-laki, kromosom Y-lah yang akan dimasukkan. Metode ini diperkenalkan oleh Dr. Ronald Ericsson, Ph.D. Ada lagi teknologi lain yang canggih, yaitu dengan mikro sortir atau microsort. Teknik ini dilakukan dengan menandai kromosom dengan pewarna fluorescence atau FISH (fluorescence in situ hybridization).
Sperma ditandai dengan pewarna tersebut sehingga memancarkan warna tertentu, melalui sebuah alat yang disebut flow cytometry.
Di Amerika Serikat, metode ini diklaim memiliki tingkat keberhasilan hingga 85 persen. Memang terdapat beragam cara untuk memilih jenis kelamin anak. Meski begitu, harus diakui tidak ada satu pun yang bisa memberikan garansi 100% berhasil.