Intisari-Online.com - Penyakit jantung juga bisa menyerang kaum muda. Setidaknya, hampir 50 persen orang dengan gangguan jantung berusia 30-50 tahun. Penyebabnya, bisa dilihat dari konsumsi makanan yang tidak sehat, jarang berolahraga, dan kebiasaan merokok.”Angka kematian akibat penyakit jantung pada usia di bawah 60 tahun lebih dari tiga juta. Ini diprediksi makin meningkat pada 2030. Jika tidak diatasi, bisa memengaruhi bonus demografi,” kata Pelaksana Tugas Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (PP&PL) Kementerian Kesehatan Agus Purwadianto.Data Riset Kesehatan Dasar 2013 mengungkap, proporsi penduduk usia 15-40 tahun dengan kebiasaan mengonsumsi makanan/minuman manis melebihi batas ideal mencapai 52,9 persen, makanan berlemak 40,7 persen, dan makanan asin 26,3 persen. Padahal, idealnya konsumsi gula hanya 50 gram sehari-atau setara dengan empat sendok makan. Untuk garam, batasannya lebih kecil lagi, yakni sebanyak 2.000 miligram atau setara satu sendok teh. Sementara itu, untuk lemak, tak boleh lebih dari 67 gram atau sebanyak empat sendok makan.Anak muda harus cermat memilih makananDirektur Penyakit Tidak Menular Direktorat Jenderal PP&PL Kementerian Kesehatan Ekowati Rahajeng mengatakan, masyarakat, terutama anak muda, hendaknya cermat memilih makanan. Untuk itu, ketersediaan makanan sehat dengan kandungan rendah gula, garam, dan lemak serta informasi harus terjamin.Sesuai Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam, dan Lemak, serta Pesan Kesehatan untuk Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji, industri dan gerai pangan siap saji diwajibkan mencantumkan informasi tersebut. Aturan itu efektif berlaku pada tahun 2016.”Tidak hanya pada bungkus makanan. Pada menu yang ada di resto siap saji juga akan kami minta ditampilkan informasi kandungan gula, garam, dan lemak. Kami juga akan melakukan pemetaan makanan yang berisiko mengakibatkan penyakit jantung,” ujar Ekowati.Tidak hanya makanan, aktivitas fisik seperti berolahraga dengan durasi dan waktu yang tepat juga sangat dianjurkan, terutama bagi masyarakat usia produktif.”Olahraga harus dibiasakan dan menjadi gaya hidup agar terhindar dari penyakit, terutama penyakit jantung. Tetapi, durasi dan waktu harus diperhatikan,” kata Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia Idrus Alwi.Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia Anwar Santoso menambahkan, kebiasaan merokok juga berdampak pada hadirnya penyakit jantung yang bisa menyerang kaum muda.Sebab, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2013, prevalensi perokok usia 15 tahun ke atas naik menjadi 36,3 persen dari 34,7 persen pada 2010. Perokok juga masih didominasi pria yang mencapai 68,8 persen.(Kompas)